Rabu, 31 Januari 2024

Kunikmati Desahan Memek Keponakanku

 Keponakanku yang baru menikah tinggal bersamaku karena mereka belum memiliki rumah sendiri. Tidak menjadi masalah bagiku karena aku tinggal sendiri setelah lama bercerai dan aku tidak memiliki anak dari perkawinan yang gagal itu. Sebagai pengantin baru, tentunya keponakanku dan istrinya, Ines, lebih sering menghabiskan waktunya di kamar.

Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka. Aku mendekat ke pintu, terdengar Ines mengerang2, “Terus mas, enak mas, terus, yah udah keluar ya mas, Ines belum apa2″. Sepertinya Ines tidak terpuaskan dalam ‘pertempuran” itu karena suaminya keok duluan. Beberapa kali aku mendengar lenguhan dan diakhiri dengan keluhan senada. Kasihan juga Ines.

Suatu sore, sepulang dari kantor, aku lupa membawa kunci rumah. Aku mengetok pintu cukup lama sampai Ines yang membukakan pintu. Aku sudah lama terpesona dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Ines hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15cm di atas lutut.

Paha dan betis yang tidak ditutupi daster itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat diikat secara sempurna, menyebabkan belahan toket yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilnya membayang di kimononya. Rupanya Ines belum sempat mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya.

Agaknya Ines sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kontolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kimononya. Melihat Ines sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Aku berjalan mengikutinya menuju ruang makan. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kontolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

“Sori Nes, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, kataku. “Udah selesai kok om”, jawabnya. Aku duduk di meja makan. Ines mengambilkan teh buatku dan kemudian masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian Ines keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang membusung. Ines tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilnya tampak jelas sekali tercetak di dasternya. Ines beranjak dari duduknya dan mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakangiku, aku menatap tubuhnya dari belakang yang sangat merangsang.

Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Ines tidak menyadari bahwa belahan daster di dadanya mempertontonkan toket yang montok kala agak merunduk. kontolku pun menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Nes, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point. Ines tertunduk malu, mukanya semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabnya lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh.

Suami kamu cepet ngecretnya ya”, kataku lagi. “Iya om, si mas cepet banget keluarnya. Ines baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Ines cuma jadi pemuas napsunya aja”, Ines mulai curhat. Aku hanya mendengarkan curhatannya saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Ines nyiapin makan dulu ya”, katanya mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Ines nawarin mau mandiin”, godaku. “Ih si om, genit”, jawabnya tersipu. “Kalo Ines mau, om gak keberatan lo”, jawabku lagi. Ines tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu aku masuk kamarku dan mandi. kontolku tegang gak karuan karena pembicaraan seru tadi.

Selesai mandi, aku hanya memakai celana pendek dan kaos, sengaja aku tidak memakai CD. Pengen rasanya malem ini aku ngentotin Ines. Apalagi suaminya sedang tugas keluar kota untuk beberapa hari. kontolku masih ngaceng berat sehingga kelihatan jelas tercetak di celana pendekku. Ines diam saja melihat ngacengnya kontolku dari luar celana pendekku. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, Ines berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Kalo Ines tertawa, ingin rasanya kulumat habis-habisan bibirnya. Ingin rasanya kusedot-sedot toket nya dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Ines itu sampai dia menggila-gila keenakan.

Selesai makan, Ines membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, Ines terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika Ines membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan Ines membentur rak kayu. “Aduh”, Ines mengerang kesakitan. Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong Ines kekamarnya. Kuletakkan Ines di ranjang. Tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Belahan daster terbuka lebih lebar sehingga aku dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketnya.

Nafsuku pun naik. kontolku semakin tegang. ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Ines berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis nya. Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut. “Pelan om, sakit”, erangnya lagi. Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Ines, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur. Ines sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

Kupandangi Ines yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya. pentilnya menyembul dari balik dasternya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Terbayang dengan apa yang ada di balik CDya, kontolku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih terbuka karena daster yang tersingkap. Kuelus betisnya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut.

Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ines. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir vaginanya. kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Kemudian aku melepas celana pendekku. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya.

Kutempelkan kepala kontolku yang sudah ngaceng berat di pahanya. Rasa hangat mengalir dari paha Ines ke kepala kontolku. kugesek-gesekkan kepala kontol di sepanjang pahanya. kontolku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekat. Kulepaskan daster Ines, Ines terbangun karena ulahku. “Om, Ines mau diapain”, katanya lirih. Aku terkejut dan segera menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ines tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.

“Nes, om mau kasih kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ines diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dientot, Ines diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku.

Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ines tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. kontolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kontol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ines. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian.

Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ines. Sementara gesekan-gesekan kepala kontolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir memeknya. Ines makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.


Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kontolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ines. Kepala kontol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kontol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ines yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ines dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kontolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ines terasa mengalir ke seluruh batang kontolku.

Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kontolku di cekikan kedua toket Ines. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kontolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kontolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontolku tersembunyi di jepitan toketnya. Lama-lama gerak maju-mundur kontolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kotolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ines pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”

Kontolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ines. Oleh gerakan maju-mundur kontolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kontolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kontolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ines menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ines semakin membuat nafsuku makin memuncak.

Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontolku di jepitan toketnya semakin cepat. kontolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kontolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Nes”, erangku tak tertahankan.. Aku menggerakkan maju-mundur kontolku di jepitan toket Ines dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kontol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ines. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kontol dan menggesek-gesekkan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ines, kontolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kontolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya.

kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang memeknya. Kedua paha mulus Ines kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan memeknya. Aku pun mengambil posisi agar kontolku dapat mencapai memek Ines dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kontol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ines

Rasa geli menggelitik kepala kontolku. kepala kontolku bergerak menyusuri jembut menuju ke memeknya. Kugesek-gesekkan kepala kontol ke sekeliling bibir memeknya. Terasa geli dan nikmat. kepala kontol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang memeknya itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kontolku sambil terus memasuki lobang memeknya. Kini seluruh kepala kontolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut memek Ines. Jepitan mulut memek itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ines keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kontolku semakin tegang.

Sementara dinding mulut memek Ines terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kontolku ke dalam memeknya. Terbenam sudah seluruh batang kontolku di dalam memek Ines. Sekujur batang kontol sekarang dijepit oleh memek Ines dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kontolku ke dalam memeknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam memeknya hanya kepala kontol saja. Sewaktu masuk seluruh kontol terbenam di dalam memek sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kontolku. Aku terus memasuk-keluarkan kontolku ke lobang memeknya.

Alis matanya terangkat naik setiap kali kontolku menusuk masuk memeknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan memeknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan memeknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot memek pada kontolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kontolku dari memeknya Ines. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kontol masih kubiarkan tertanam dalam mulut memeknya. Sementara batang kontol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya

Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ines. Ines mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kontolku pada dinding mulut memeknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”

Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kontolku ke dalam memeknya Ines. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada memeknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kontolku pada memeknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kontolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi

keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Nes… memeknya luar biasa… nikmatnya…”

Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kontolku. Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kontolku dari memeknya Ines. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kontolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kontolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kontol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan memeknya Ines yang membasahi kontolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ines juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kontolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kontolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kontolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kontolku.

Karena basah oleh cairan memek, kepala kontolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ines. Leher kontol yang berwarna coklat tua dan helm kontol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kontolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kontolku pada toket Ines. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kontolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kontol di kempitan toket indah Ines dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar

biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ines…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kontolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ines. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ines. Peju yang tersisa di dalam kontolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… nes, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ines lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Nes”, jawabku.

“Gak apa om, Ines pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ines ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ines ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Nes, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Nes”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ines menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kontol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ines. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ines sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ines yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke memeknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ines. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok memeknya dengan kontolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam memeknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

“Ines…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ines pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ines pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ines mulai meremas-remas kulit punggungku.

Ines mencopot celanaku.Ines pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ines sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kontolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ines, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kontolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ines dengan enaknya.

Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ines sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ines pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ines, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ines.

Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om… geli…,” Ines mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…” Aku semakin gemas.

toket Ines itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ines mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

Sampai akhirnya Ines tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ines yang mulus dan lembut menangkap kontolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kontolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kontolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontolku.

kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kontolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ines pun menggelinjang ke kiri-kanan.

“Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ines merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kontolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ines… enak sekali Ines… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.

“Om keenakan ya? Batang kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ines. Wow… kontol om terasa hangat di kulit perut Ines. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ines. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ines semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa aku ini om dari suaminya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kontol om … besar sekali… kuat sekali…”

Ines menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ines. kontolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kontolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontolku untuk mencari liang memeknya.

Kuputar-putarkan dulu kepala kontolku di kelebatan jembut disekitar bibir memek Ines. Ines meraih batang kontolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kontolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kontolku ke lobang memeknya. kepala kontolku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kontol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontolku pun terbenam di dalam memeknya. Aku menghentikan gerak masuk kontolku.

“Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ines protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontolku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ines menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kontolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ines dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya.

Sementara kulit batang kontolku bagaikan diplirid oleh bibir memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ines. Aku diam sesaat, membiarkan kontolku tertanam seluruhnya di dalam memek Ines tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ines sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kontolku keluar-masuk memek Ines. Aku tidak tahu, apakah kontolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ines yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontolku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya.

“Bagaimana Nes, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kontol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memek Ines..,” jawabnya. Aku terus memompa memek Ines dengan kontolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kontolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ines. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kontol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontolku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ines kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.

Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolku maju-mundur perlahan di memek Ines. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kontol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas toket montok Ines. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ines pun merintih-rintih keenakan.

Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kontol om membuat memek Ines merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar memek, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolku di memek Ines. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat… Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ines. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolku di memek Ines. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh memek Ines. Mata Ines menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Ines… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…” “Ya om, Ines juga merasa enak sekali… terusss… terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolku pada memeknya. “Omi… sssh… sssh… Terus… terus… Ines hampir nyampe…

sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ines jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kontolku merasakan memek Ines bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kontolku dijepit oleh dinding memek Ines dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ines dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ines meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ines pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ines membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ines kurasakan mengejang.

Aku pun menghentikan genjotanku. kontolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam memek Ines. kontolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ines. Kulihat mata Ines memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontolku berangsur-angsur melemah, walaupun kontolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ines lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ines dengan mempertahankan agar kontolku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.

“Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ines dengan mimik wajah penuh kepuasan. kontolku masih tegang di dalam memeknya. kontolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ines. kontolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ines, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Ines secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh memek Ines beberapa saat yang lalu.

“Ahhh… om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di memek Ines.. Sssh…,” Ines mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ines dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ines serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolku di memeknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis Ines. Sambil kembali melumat bibir Ines dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontolku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ines, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ines tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ”

kontolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ines menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ines pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontolku ke dalam memek Ines sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kontol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ines sedalam-dalamnya. kontolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ines. Sampai di langkah terdalam, mata Ines membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, kontol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang memek.

Remasan dinding memek pada batang kontolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ines mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot memek Ines dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ines meremas punggungku kuat-kuat di saat kontolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolku dan memek Ines menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ines:

“Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kontolku terasa empot-empotan luar biasa. “Nes… Enak sekali Nes… memekmu enak sekali… memekmu hangat sekali… jepitan memekmu enak sekali…”

“Om… terus om…,” rintih Ines, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontolku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kontol pun semakin menghebat. “Ines… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, Ines… mau nyamper lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

Tiba-tiba kontolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa denyut yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ines mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontolku terasa disemprot cairan memek Ines, bersamaan dengan pekikan Ines, “…nyampee…!” Tubuh Ines mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ines…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ines sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ines yang terdalam. kontolku yang terbenam semua di dalam memek Ines terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ines terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kontolku. Cret! Cret! Cret! kontolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam memek Ines. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ines maupun tubuhku tidak mengejang lagi.

Aku menciumi leher mulus Ines dengan lembutnya, sementara tangan Ines mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngentotin Ines.

Jumat, 26 Januari 2024

Ngentot Istri Teman Kantor Rasa Pecah Perawan


Ngento Istri Teman Kerja Rasa Pecah Perawan  Perkenalkan namaku Bica, saya wanita usia 28 tahun dan tinggiku 169 cm dengan berat badanku 56 kg memiliki ukuran payudaraku 36B disupport dengan wajah cantikku yang putih. Saya dulu kerap kali jadi SPG (Sales Promotion Girl) pada acara pameran kendaraan karena kecantikanku.

Saya memiliki suami namanya Roni berusia 30 tahun dan kami sendiri setuju untuk memiliki anak setelah menikah. Masalah seks, kami baik-baik saja, Suamiku dapat dibilang Hypersex dalam sehari meminta jatah 3 kali.

Cerita ini bermula dari kesuksesan Roni memperoleh kepercayaan dari atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini sering membuat ia bekerja overtime, mulanya saya dapat menahannya tapi kelamaan keperluanku ingin dipenuhi juga. Itulah yang bikin kami sering berantem sebab kadang Roni harus pergi pagi sekali bahkan kadang lewat tengah malam baru pulang.

Mulailah cerita ini dikala Roni memperoleh tanggung jawab untuk menangani proyek besar dan ia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Saat dikenalkan, Faiz tampak terkesima denganku dan sering menatapku saat Roni tidak ada, hal itu membuatku merasa risih.

Faiz sendiri gagah dan kekar dan saya yakin banyak wanita yang menyukai. Sebab tuntutan dan agar lebih efisensi, kantor Roni memutuskan Faiz untuk tinggal di rumah kami untuk sementara. Mereka berdua pun sering bekerja sampai larut malam di rumah.

Tempat tidur Faiz tepat di seberang kamar kami. Sering kali Faiz mencuri pandang diantara sela-sela pakaian tidurku saat saya berpamitan tidur. Saya sendiri memang senang tidur bertelanjang supaya kalau Roni datang dapat segera bercumbu.

Pernah suatu pagi hari, saya dan Roni bercumbu di dapur dengan posisiku sedang duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan memperhatikan kami. Ia menyuruh diam supaya saya tak menghentikan aktivitas kami, sebab kami sedang dalam puncaknya dan saya juga tak tega menghentikan Roni.

Walhasil ku biarkan saja Faiz memperhatikan kami bercumbu tanpa Roni sadari sampai kami berdua orgasme. Saya tahu Faiz pasti memperhatikan tubuh telanjangku dikala Roni melepaskan penisnya dari vaginaku dan terjongkok di bawah meja. agen domino99

Sesudah kejadian itu, Faiz lebih sering melihat lekuk tubuhku. Hingga saat Roni sibuk sekali sehingga hampir seminggu tak menyentuhku. Di hari Jum’at, tempat Roni bekerja sedang mengadakan pesta bersama di rumah atasan Roni.

 Rumahnya terdiri dari dua lantai yang betul-betul mewah, lantai 2 terdapat galeri berisi barang-barang antik. Kami datang bertiga, saya menggunakan gaun warna merah yang terbuka di belakang cuma dihubungkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tak mungkin bisa pakai BH.

Bagian bawah gaunku terdapat sobekan panjang sampai sejengkal di atas lutut yang membuatku merasa betul-betul seksi, Faiz bahkan sempat terpana dengan penampilanku. Sebelum berangkat saya dan Roni sempat bercumbu di kamar dan ternyata Faiz mengintip tanpa kami ketahui melalui pintu yang tak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat aksi kami dari pantulan cermin. Sayangnya karena letih atau terburu-buru,  Roni orgasme dulu dan saya dibiarkan menahannya dan Faiz mengetahuinya.

Baca juga: Ngentot Janda Baru Kenal Sungguh Sedapnya Memek Rasa Perawan

Malam itu dikala acara betul-betul ramai, Roni tiba-tiba dipanggil oleh atasannya untuk dikenalkan dengan customer. Roni berkata padaku untuk menunggunya sejenak dan saya pun memutuskan untuk menunggu di lantai 2 sambil memperhatikan barang-barang antik. Di lantai 2 terbukti kondisi cukup sepi cuma ada 3 orang di ruangan yang besar itu.

Saya sendiri sangat tertarik dengan sebuah cermin besar yang terdapat di pojokan ruangan. Saya sangat mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin dan tanpa ku sadari Faiz berada di sampingku.

“Udah, nanti kacanya pecah lho.. gak tahan dengan kecantikanmu..!”, canda Faiz

“Ah bisa aja kau Faiz”, balasku.

Kami berdua berbincang-bincang di depan cermin cukup lama. Faiz tiba-tiba memintaku membantu memegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasku dan gelasnya.

“Saya dapat membuatmu tampak lebih seksi”, katanya yang langsung memegang rambutku dengan lembut.

Tidak bisa mengelak, ia sudah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang mulus dan saya sangat terpikat dengan kondisi diriku yang seperti itu yang tampak membuatku lebih seksi.

Saat saya sedang terpikat, tiba-tiba Faiz menyentuh leherku dan membuatku geli. Selanjutnya Faiz menempelkan bibirnya di leher belakangku yang langsung membuatku lemas karena daerah itu paling sensitif. Masih dalam keadaan memegang gelas, Faiz sudah menyudutkanku di dinding dan mencium leherku dari depan. agen bandarq

“Faiz apa yang kau lakukan..segera lepaskanku Faiz..lepas..!”, rontaku namun Faiz tahu saya tak akan berteriak di suasana ini sebab akan mempermalukan seluruh orang.

Faiz terus menyerang tubuhku dengan bebas dengan kedua tanganku yang masih memegang gelas. Ia meraba buah dadaku dari luar dan terus mencium leherku, sambil meronta-ronta saya merasa gairahku meningkat, apalagi Faiz tiba-tiba mulai menyentuh belahan bawah gaunku sampai ke selangkanganku.

“Faizz..hentikan Faiz… saya mohon..Faiz..tolong jangan lakukan itu..”, rintihku. Namun Faiz tidak menghirauku dan terus menyerangku hingga jari tengah tangannya sampai di vaginaku yang terbukti sudah berair sebab serangan Faiz.

Ia menyadari saya cuma mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, ia lalu menariknya dengan sekali sentakan dan terlepaslah G-stringku. Saya takut apalagi merasakan benda keras di pahaku.

Dikala Faiz semakin liar dan saya pun tak bisa berbuat apa-apa, tiba-tiba Roni memanggil dari pinggir tangga yang membikin pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu saya segera lari sambil memberesi baju ku menuju Roni yang tak memperhatikan kami dan meninggalkan Faiz dengan G-string hitamku.

Saya sungguh kaget dengan kejadian itu namun tanpa disadari saya menikmati gairah yang cukup tinggi menikmati tantangan mengerjakan di daerah lazim walau dalam klasifikasi diperkosa.

Rupanya pesta malam itu berlangsung sampai larut malam dan Roni mengatakan ia sepatutnya mengerjakan meeting dengan customer dan atasannya dan ia mempertimbangkan saya untuk pulang bersama Faiz.

Tanpa dapat menolak hasilnya malam itu saya ditemani Faiz, diperjalanan ia cuma mengakatakan

“Maaf Bica..kau sungguh menawan malam ini.” Sepanjang jalan kami tak mengobrol apaun. Sampai hingga dirumah saya segera masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, saya menikmati hal yang aneh antara malu saya baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa saya terstimulus hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. 

Tanpa sadar terbukti Faiz sudah mengunci seluruh pintu dan masuk ke dalam kamarku, saya kaget dikala mendengar suaranya’,

“Bica saya berkeinginan mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri saya ambil G-stringku dengan pesat, namun dikala itu juga Faiz sudah menyergapku lagi dan segera menciumiku sambil segera menarik kaitan gaun malamku, karenanya bugilah saya diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu saya segera dijatuhkan di daerah tidur dan ia segera menindihku.

Saya meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Faizz..lepaskan saya Faiz..ingat kamu sahabat suamiku Faiz..jangan..ahh..saya mohon”, erangku ditengah rasa kebingungan antara nafsu dan malu, namun Faiz terus menekan sampai saya berteriak dikala penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, terbukti ia telah siap dengan cuma menerapkan celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Faizz..kamu..:’ Lalu mulailah ia memompaku dan lepaslah perlawananku, hasilnya saya cuma menutup mata dan menangis perlahan..clok..clok..clok..saya mendengar bunyi penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang telah betul-betul berair sampai mempermudah penisnya bergerak.

Lama sekali ia memompaku dan saya cuma meringkuk mendengar desah napasnya di telingaku, tidak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Hingga kurang lebih satu jam saya hasilnya melenguh panjang

“Ahhh?..” terbukti saya orgasme terutamanya dulu, sungguh saya betul-betul malu mengalami perkosaan yang saya nikmati.

Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar bunyi Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” saya menikmati vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh detik kemudian Faiz terkulai di atasku.

“Maaf Bica saya tidak kuasa membendung nafsuku..”bisiknya perlahan lalu berdiri dan meninggalkanku meringkuk dan menerawang. hinga tertidur Saya tidak tahu jam berapa Roni pulang sampai pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti awam saya berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk berangkat ke kantor.

Sebab tidak ada seorang bahkan saya memberanikan diri untuk berenang tanpa baju. Ketika asiknya berenang tanpa disadari, Faiz terbukti berdalih tak nikmat badan dan kembali pulang, sebab Roni betul-betul mempercayainya karenanya ia izinkan Faiz pulang sendiri.

Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan memperhatikan saya sedang berenang tanpa baju. Lalu ia bergerak ke kolam renag dan melepaskan segala bajunya, dikala itulah saya sadari kedatangannya,

“Faizz..mengapa kamu ada di sini?” tanyaku,

“Hening Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, saya memperhatikan tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk dikala ia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantes saja, semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Saya buru-buru berenang menjauh tetai tak berani keluar dr dalam kolam sebab tak mengenakan baju apa saja juga. Ketika saya bersandar di pingiran sisi lain kolam, saya tak memperhatikan ada tanda2 Faiz di dalam kolam.

Saya mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba saya menikmati vaginaku hangat sekali, terbukti Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil membatasi kedua kakiku tanpa dapat meronta.

Walhasil saya cuma dapat menikmati lidahnya merayapai segala sisi vaginaku dan menjelang liang senggamaku..saya cuma menggigit bibir membendung gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama ia mengerjai vaginaku, napasnya kuat sekali pikirku.

Detik selanjutnya yang saya tahu ia sudah berada di depanku dan penisnya yang besar sudah menyruak menggantian lidahnya?

“Arrgghh..” erangku membendung sedap yang telah seminggu ini tak tersentuh oleh Roni. Walhasil saya membolehkan ia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. a

Kini saya cuma memeluknya saja dan membolehkan ia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. 

Malah dikala ia tarik saya ke luar kolam saya cuma menurutinya saja, edan saya mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, namun terbukti gairahku sudah menutupi kenyataan bahwa saya sedang diperkosa oleh sahabat suamiku. agent poker

Dan di pinggir kolam ia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kamu betul-betul menawan dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku.

Saya cuma memejamkan mata berpura-pura tak menikmatinya, meskipun seandainya saya jujur saya betul-betul berkeinginan memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Cuma bunyi eranggannya dan bunyi penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..ia tahu bahwa saya telah berada dalam kekuasaannya.

Sebagian dikala kemudian kembali saya yang mengalami orgasme dimulai eranganku

“Ahhh..” saya menggigit keras bibirku sambil membatasi keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari saya mengalami orgasme. Sejenak kemudian Faiz lah yang berteriak panjang,

“Kamu hebat Bica..saya cinta kamu..AAHHH..HHH” dan saya menikmati semburan kuat di dalam vaginaku.

Edan hebat sekali ia dapat membuatku menikmatinya pikirku. Sesudah ia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, saya reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Saya tidak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau sebab ia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Sesudah Roni pulang herannya saya tak menyebutkan kejadian malam lalu dan pagi tadi, saya berkeinginan Roni bisa memberikan kepuasan padaku.

Dengan cuma menggenakan kimono dengan tali depan saya dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu saya buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berkeinginan da berbalik dan menyerangku.

Ternyta yang kudapatkan merupakan hardikannya “Bica..apakah kau tidak dapat memperhatikan seandainya saya sedang sibuk?

Jangan kamu ganggu saya dahulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Saya yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Saya kaget dan menangis, lalu saya keluar kamar dengan membanting pintu, lalu saya pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan membendung nafsu.

Dari kolam saya dapat memperhatikan bayang-bayang di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Faiz. Nampak samar-samar Faiz keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Sebab di luar gelap tidak mungkin ia melihatku.

Tanpa sadar saya mendekat ke jendelanya dan melihat Faiz mengeringkan tubuh. Edan kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku merupakan penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.

Saya malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

Pelan saya membelai-belai vaginaku sampai terasa berair, hasilnya saya mempertimbangkan untuk memintanya pada Faiz, dengan hati yang berdegub pesat dan nafsu yang telah menutupi kesadaran, saya nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan segera mengunci pintu dari dalam.

Faiz betul-betul kaget “Tyas..apa yang kau lakukan?”, saya cuma merekatkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat supaya tak bersuara sebab Roni ada di kamar seberang.

Seketika saya membuka baju tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz cuma terperangah dan menatap terpukau pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil menunjukkan penisnya yang kian membesar dan kelihatan berotot.

Dengan seketika saya segera berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Faiz yang masih kaget dengan kejadian ini cuma mendesah pelan menikmati penisnya saya kulum kontol nya dengan nafsuku yang telah memuncak.

Sambil mulutku konsisten di dalam penisnya saya pelan naik ke atas daerah tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Faiz yang telah meringkuk, ia paham maksudku dan segera saja lidahnya melahap vaginaku yang telah betul-betul berair, cukup lama kami dalam posisi itu, teringat akan Roni yang dapat saja tiba-tiba datang saya segera mengambil inisiatif untuk mengubah posisi dan pelan duduk di atas penisnya yang telah mengacung tegang dan besar panjang. agen sakong

Pelan saya arahkan dan usulan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan dikala saya diperkosanya, pelan namun pasti saya merasaskan suatu sensasi yang benar-benar besar hingga hasilnya keseluruhan batang penis Faiz masuk ke dalam vaginaku

“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku pelan membendung bunyi gairahku supaya tak terdengar, saya menikmati segala penisnya memenuhi vaginaku dan meraba rahimku. Titan Gel Murah Meriah

Sungguh suatu sensasi yang tidak terbayangkan, dan sensasi itu kian bertambah dikala saya mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku sampai berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami pelan mengiringi bunyi penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tidak bendung dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Saya sungguh tidak bisa membendung gairah yang selama ini terpendam. Mungkin sebab nafsu yang telah betul-betul terbendung atau takut Roni mendengar tidak kuasa saya melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya supaya tak bersuara.

Kudekap erta Faiz seakan tidak bisa dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Faiz menikmati penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa saya mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya betul-betul erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai saya orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan saya dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku pelan, entah kenapa saya kembali bernafsu dan membalas kecupannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz menikmati penisnya kembali bisa keluar masuk dengan gampang sebab vaginaku telah kembali berair dan siap mendapatkan serangan selanjutnya.

Dan Faiz segera memompa penisnya dengan motivasi dan pesat membikin tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh bunyi yang muncul antara erangan kami berdua yang terbendung derit daerah tidur dan bunyi penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan saya bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz.

Dan benar saja 10 menit kemudian saya hingga pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras bokongnya sampai penisnya meraba rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang membolehkan saya merasakan deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali berbarengan keluarnya cairanku.

Kugigit bibirku supaya tak mengeluarkan suara, cukup lama saya dalam kondisi ini dan anehnya sesudah selesai saya berada dalam puncak terbukti saya telah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku.

Ketika itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik selanjutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kamu telah tidur?”, demikian ketuk Roni.

Seketika saja Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku mengumpet di kamar mandi. Sempat menyambar baju tidurku yang tergolek di lantai saya segera lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

Sungguh hatiku berdegub dengan kerasnya membayangkan apa jadinya kalau saya ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat kaget memperhatikan Faiz telanjang,

”Sedang apa kau Faiz” tanpa curiga dengan daerah tidur yang semrawut yang seandainya diamati dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Faiz cuma tersenyum dan mengatakan,”Ingin tau aja..”

Dasar Roni ia segera mendiskusikan suatu hal profesi dan mereka terlibat diskusi itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka mengobrol dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdegub-debar namun anehnya dengan kondisi ini nafsuku sungguh kian menjadi-jadi.

Sesudah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi pelan,”Bica buka pintunya..telah aman”.

Itu saya buka pintunya Faiz segera menarik saya dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, segera saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar pelan sambil terus menggoyangkan bokongnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz kian pesat sehingga saya tahu ia akan menempuh puncaknya, dan akupun menikmati hal yang sama.

“Faizz lebih pesat sayang saya telah hampir keluar..” desahku

“Bendung sayang kita berbarengan keluarnya”, dan benar saja dikala kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku saya mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan merasakan puncak gairah itu berbarengan.

“Faizzz..,” desahku terbendung.

“Ahhh Bica..kamu hebat..” demikian katanya.

 Walhasil kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang betul-betul melelahkan. Ketika kulirik jam terbukti telah dua jam kami bergumul.

“Terima beri Faiz..kamu hebat..” kataku dengan ciuman mesra dan segera menerapkan baju tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tak curiga sama sekali dan konsisten berkutat dengan komputernya dan tak menghiraukanku yang segera terbaring tanpa melepas pakaianku seperti umumnya sebab saya tahu ada bekas kecupan Faiz di sekujur buah dadaku.

Malam itu saya merasa betul-betul bersalah pada Roni namun di lain sisi saya merasa betul-betul puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti awam di hari Pekan saya dan Roni berenang di pagi hari tapi mengingat adanya Faiz.

Kami yang umumnya berenang bertelanjang hasilnya mempertimbangkan menerapkan baju renang, saya syukuri sebab hal ini bisa menutupi buah dadaku yang masih memar sebab gigitan Faiz. Ketika kami berenang saya menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan dikala Roni sedang asyik berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membikin saya kaget ia menunjukan penisnya yang telah mengacung besar dan tegang. Aku di hipnotis saya nekat berjalan ke dalam.

”Ron saya berkeinginan ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, ia cuma mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang betul-betul hobi berenang dapat 2 jam nonstop tanpa stop.

Saya dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz telah menunggu dan tidak tabah ia melucuti pakain renangku yang memang cuma memakai tali sebagai pengikatnya.

“Edan kau Faiz..dapat ketahuan Roni lho,” protesku tanpa konfrontasi sebab saya sendiri betul-betul bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar ia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Sinting kau menikmatinya khan?!,” goda Faiz sambil mengecup leher belakangku.

Dan saya cuma mendesah membendung sedap dan tantangan ini. Yang lebih edan Faiz menarikku ke jendela dan masih dari belakang ia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung sampai pantatku,

“Edan kamu Faiz, Roni dapat memperhatikan kita,” namun anehnya saya tak berontak sama sekali dan melihat Roni yang benar-benar betul-betul menikamti renangnya.

Di kamar Faiz bahkan saya betul-betul merasakan sentuhan Faiz.

“Bica kau menyukai ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

“AHH..Faiz..” teriakku terkejut dan sedap, kini saya berani bersuara lebih pesat sebab tahu Roni tak akan mendengarnya.

Seketika saja Faiz memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

”Ahh.. Faiz lebih pesat..fuck me Faiz..puaskan saya Faiz..penismu sungguh luar awam..Faiz saya sayang kau..” teriakku tidak keruan dengan masih melihat Roni.

Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar sampai vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, seandainya saja Roni memperhatikan sebentar ke kamar Faiz karenanya ia akn betul-betul kaget meilhat panorama ini, istrinya sedang bercumbu dengan rekan kerjanya.

Rupanya kami memang dapat saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami telah menempuh puncak secara berbarengan

“Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh saya keluar Faizzz”, teriaku.

“Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya berbarengan dengan puncak kenikmatan yang datang berbarengan.

Sesudah itu saya segera mengecup bibirnya dan kembali mengenakan baju renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tak menyadari kejadian itu.

Sesudah itu hari-hari selanjutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercumbu bersama Faiz.

 Pernah suatu dikala dikala hasilnya Roni berkeinginan bercumbu denganku di suatu malam sampai hasilnya ia tertidur kelelahan, saya hendak mengambil susu di dapur dan sebab telah larut malam saya nekat tak mengenakan baju apa saja. agen pkv terpercaya

Ketika saya membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayang-bayang di belakangku sebelum saya menyadari Faiz telah di belakangku dan segera menubruku dari belakang.

Penisnya segera menikam vaginaku yang membuatku cuma tersedak dan membendung sedap tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu ia mengambil tempat duduk dan duduk di atasnya sambil memangku saya. 

“Faizz kau badung” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercumbu sampai hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Walhasil dikala proyek kantor Roni selesai Faiz sepatutnya pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi saya dan Faiz melowongkan bercumbu kembali. TAMAT

Sabtu, 20 Januari 2024

Ngentot Janda Baru Kenal Sungguh Sedapnya Memek Rasa Perawan


Sebut saja namaku Wawan dan usiaku saat ini 24 tahun. Sekarang ini aku masih kuliah di sebuah universitas dikotaku. kisah seks

nyata yang akan ku ceritakan kali ini terjadi sekitar 8 bulan yang lalu.

Malam itu, aku ada kuliah malam dikampusku yang memaksaku untuk pulang sampai larut malam. Jarak rumahku dengan kampusku juga

lumayan jauh, sekitar 10km. Setelah kuliah malam selesai, aku pun langsung bergegas pulang. Ditengah-tengah perjalanan aku terasa

kebelet kencing, dan langsung menghentikan laju motorku dan aku langsung kencing di pinggir jalan di balik pohon besar.

Selesai kencing, aku pun langsung melanjutkan perjalananku. Namun baru baru beberapa meter saja dari kejauhan aku melihat ada

sesosok seorang perempuan yang berdiri sendirian di pinggir jalan seperti menunggu angkutan umum. Semakin kudekati sosok perempuan

tersebut semakin jelas. Dan aku pun menghentikan motorku dan kutanyalah si perempuan tersebut.

“Malam mbak, lagi nunggu siapa mbak??”. Namun perempuan tersebut tidak menjawabku.

“Tenang mbak, aku orang baik-baik kok mbak, aku nggak mungkin ngapa-ngapain mbak kok, perkenalkan namaku Wawan” ujarku sambil mengulurkan tanganku.

Kemudian perempuan tersebut menatapku dan barulah dia mau berbicara

“Aku Ida, kalau jam segini apa masih ada angkot lewat sini? tanyanya.

“Duh mbak ngajak bercanda aja, jam segini ya nggak mungkin ada angkot lewat sini mbak, emang mbaknya mau kemana?” tanyaku balik.

“Mau ke xxx, Mas” dia menyebutkan sebuah daerah yang dimana kebetulan aku tau tempatnya.

“Owhh… disitu mbak, aku tau tempatnya kok mbak, kalau aku anter mbak mau nggak?” tawarku.

“Emmm.. Tapi aku nggak diapa-apain kan mas?” tanyanya seakan ragu.

“Sumpah mbak, mbak pasti aman kok” jawabku.

Akhirnya dia mau aku antarkan dengan membonceng pakai motorku dan aku langsung menuju tempat tujuan yang di maksud sama mbak Ida.

Sepanjang perjalanan aku juga mengajaknya mengobrol tentang dari mana asalnya dan kenapa kok bisa berhenti di tengah jalan seperti

tadi, dan di situlah aku mengetahui kalau mbak Ida adalah seorang janda muda yang cantik.

Mbak Ida juga memiliki bentuk tubuh yang ideal untuk seorang perempuan dengan tinggi badan 165cm. badan langsing dengan berat

badan kira-kira 55kg dan juga bentuk dan toket yang sangat indah. Toketnya berukuran kira-kira 36b, sungguh mantap sekali. agen domino99

Karena waktu aku mboncengin mbak Ida, punggungku terasa menempel gundukan empuk yang aku rasakan begitu besar. Sempat saja kemaluanku

merasakan getaran sehingga membuatnya menjadi agak mengeras, namun aku berusaha mengendalikan diri. Hampir 20 menit perjalanan akhirnya sampailah di tempat tujuan yang dimaksudkan mbak Ida, dan aku pun berhenti.

“Mbak sudah sampai, Betul ini kan rumah yang mbak Ida cari?”

“Iya mas betul, makasih banyak ya mas, ini mas buat beli bensin” ujarnya sambil mengulurkan uang 100ribuan kepadaku.

“Ahh nggak usah mbak, aku ikhlas kok mbak, tapi aku boleh kan minta kontak bb dan juga nomer hp nya?

“Iya Boleh mas, tapi ini uangnya juga di terima ya mas” kata mbak Ida.

“Udah mbak nggak usah, ini aku masih ada uang kok” jawabku.

“Ini mas pin bb ku dan juga nomer hape ku.

Lalu aku langsing invite pin bb nya dan aku langsung bergegas pulang, tapi sebelum pulang aku berkata,

“Aku pulang dulu ya mbak, kapan-kapan bisa ketemu lagi kan?” tanyaku

Mbak Ida hanya mengangguk dengan seyuman manisnya, dan aku pun langsung melajukan sepeda motorku meninggalkan mbak Ida.

Esok harinya aku sempat lupa kalau aku tadi malam dapat kenalan janda baru, namun setelah aku membuka hp aku mendapati di recent

updtae mbak Ida mengganti foto profilnya dengan fotonya yang terlihat sangat sexy. Di foto profilnya saat itu mbak Ida mengenakan tengtop yang menutup tubuh bagian atasnya tanpa menggunakan Bra. Sehingga terlihat toket mbak Ida yang montok dan nampak masihpadat di luar baju tengtopnya di mbak Ida kenakan. agen bandarq

Aku pun langsung mencoba iseng-iseng menggodanya lewat chat bb mbak Ida

“Wow.. seksi banget mbak?” kataku.

Dia pun langsung membalas,

“Aaahhh… nggak kok mas,, biasa aja kok mas” jawabnya

“Beneran kok mbak…, maaf itu mbak apa nggak pakai Bra ya?? Kok toketnya mbak terlihat begitu besar”tanyaku.

“Hehe iya mas, aku dah biasa begini kok mas kalau dirumah”

“Waahhhh… asikk ya mbak kalau maen kerumah mbak, bisa lihat mbak Ida nggak pakai Bra” candaku. 

“Ihh.. genit banget sih kamu, emang nggak pernah lihat yang begituan ya??” tanya mbak Ida

“Hhehe.. pernah sih mbak, tapi cuma di film, tapi kalu lihat langsung aku belum pernah mbak” jawabku.

“Kamu pengen lihat yang langsung?” tanya mbak Ida.

“Emang kalau mau lihat yang langsung lihat punya siapa mbak??? lihat punya mbak Ida boleh?” jawabku sambil tertawa

“Kalau kamu mau main kesini sekarang, rumah yang tadi malam kamu nganterin mbak, mbak tunggu mumpung ini mbak juga lagi kesepian di rumah sendiri” katanya

“Wkwkwkwkwkwk… beneran nih mbak” tanyaku seakan nggak percaya.

“Iyaa buruan, nggak pakai lama” jawabnya singkat. agen poker online

Aku pun langsung bergegas meluncur ke rumah mbak Ida, dan tak sampai 45 menit aku sudah sampai di depan rumah mbak Ida. Terlihat

rumah mbak Ida sangat sepi, pintu rumahnya pun terlihat juga tertutup. Namun dari arah jendela depan rumahnya, terlihat mbak Ida

melambaikan tangannya kepadaku. Aku pun langsung turun dari sepeda motorku dan langsung menuju pintu depan rumah mbak Ida.

Tanpa menunggu lama, mbak Ida langsung membukakan pintu dan langsung mempersilahkanku masuk. Sampai didalam rumah aku dilihatkan

pemandangan yang sangat indah mempesona sekali. Aku disuguhi penampilan mbak Ida yang sangat seksi dengan hanya mengenakan tengtop

tanpa bra yang membungkus sebuah gundukan di dalamnya.

“Mau santai apa mau cepet” ucap mbak Ida membuka obrolan dengan nada yang erotis.

“Aaa.. aakuuuuu… ngikut mbak Ida aja” jawabku dengan tersendat-sendat sambil terus melihat tubuh mbak ida.

Tanpa menjawab lagi Mbak Ida langsung mendorongku ke kursi sofa yang berada didalam ruangan tengah rumahnya. Aku pun terlentang

dan mbak Ida pun langsung menindihku dari atas. Tanpa bisa menolak lagi, aku pun mengikuti permainan mbak Ida.

Dilumat habis mulutku oleh mbak Ida dan aku pun berusaha mengimbanginya dengan pengalaman dari film xxx yang sering aku tonton.

Terus kami salng berpagutan hingga suara bibir kami pun terdengar, yang membuat nafsuku bertambah melambung. Hingga aku tak kuasa

menahan, tanganku mulai memegang toket mbak Ida. Aku elus-elus, hingga aku meremas-remas toketnya yang montok dan kenyal itu.

Nafsu kami berdua makin lama makin menggila, aku membalikkan tubuh mbak Ida hingga sekarang aku berada diatas tubuh mbak Ida. Aku

mulai melepas tengtop mbak Ida dan keluarlah dua gundukan yang kencang dan montok tersebut.

“Sekarang kamu sudah lihat kan Wan, gimana menurutmu Wan? tanya mbak Ida dengan wajah binalnya.

“Wow… bener-bener mantap mbak, boleh aku jilatin ya mbak??” tanyaku.

Namun tanpa menunggu mbak Ida menjawab, aku langsung memainkan toketnya. Aku jilati puting susunya yang berwarna kecoklatan itu.

Sambil terus menjilati puting susunya, mbak Ida mendesah di sebelah kupingku yang membuatku tambah bernafsu.

Sambil terus menjilati puting susu mbak Ida tanganku juga meremas-remas toket satunya. Terus sampai kujilati juga lehernya yang putih mulus.

Ooohhhhh.. Waannnn, kamu bikin mbak nafsu Wan,, terussss Wann… oohhhh..” desah mbak Ida.

Setelah puas memainkan toket dan leher mbak Ida, sekarang aku mulai menjilati perut mbak Ida naik turun, hingga sampai di

kemaluannya yang masih terbungkus CD nya. Desahan dan erangan terus keluar dari mulut mbak Ida. Aku yang juga semakin tak kuasa

langsung melepas celana dalam mbak Ida yang masih terpakai.

Dan waooowww,,, rambut kemaluan mbak Ida terawat sekali terlihat dari bentuk rambut kemaluanya dan juga selangkanganya yang sangat

bersih. Kemaluan mbak Ida juga sangat menawan dengan masih berwarna merah menantang. membuatku sangat ngiler dan tanpa menunggu

lama lagi, aku langsung melahap bibir kemaluan mbak Ida.

“Slllrrruupppppp………Sllllrruuppppp…..” suara jilatanku ke kemaluan mbak Ida yang membuat tubuh mbak ida menggelinjang-gelinjang keenakan.

“Oohhhhh… uuuhhhhhh… oooohhhhh…. Wannn… benar-benar nikmat Wannn… ooohhhh” desahan keenakan yang tak kunjung henti dari mulut mbak Ida ketika aku menjilati kemaluanya. Lidahku terus bergerilya di klitoris mbak Ida, dan jari tengahku pun kutusukkan ke dalam lubang memeknya. Pelan.. pelan.

pelaannnn… dan semakin cepat jari tengahku menusuk-nusuk lubang kemaluan mbak Ida hingga tubuh mbak Ida menggelinjang-gelinjang

tak karuan. Hampir 5 menit aku memainkan kemlauan mbak Ida dan mbak Ida pun menahan tanganku dan kemudian dia bangkit.

“Wann sekarang giliran mbak ya” ujar mbak Ida

Mbak ida melepaskan celana dalamku yang masih aku kenakan, dan keluarlah batang kemaluanku yang sudah tegang mengeras tersebut.

“Gede juga ya Wan K0ntolmu, kecil-kecil tapi kontolnya gede” kata mbak ida.

Aku hanya tersenyum dan mbak Ida langsung menjilati kepala kemaluanku. Lidah mbak Ida membuat tubuhku bergetar hebat.

“Ooohhhhh… mbaakkkk” desahku.

“Slruuuppp… slrruupppp…” suara bibir mbak Ida menyepong batang kemaluanku.

Aku pun terus mendesah mengerang mendapat sepongan yang super nikmat dari mbak Ida. Mbak Ida menjilati seluruh batang kemaluanku

sampai ke buah pelerku juga nggak luput dari lahapanya. Aku hanya bisa berkata dalam hati ‘ janda cnatik ini sungguh liar sekali,

sambil terus menikmatinya’.

Kurang lebih empat menit mbaik Ida menyepong batang kemaluanku, aku sudah nggak sabar, dan aku langsung menarik tanganya dan aku

balikkan tubuhnya. Mbak Ida pun tak berkata dan menurut dengan perlakuanku. Dan tanpa menunggu lama lagi, langsung ku tempelkan

kepala kemaluanku di bibir kemaluan mbak Ida lalu ku gesek-gesekkan sebentar dan akhirnya dengan mudah ” shhleeeebbbbbbb…’ 

batang kemaluanku masuk dalam lubang kemaluan mbak Ida.

Ku genjot lubang kemaluan mbak Ida dari belakang dengan posisi nungging dengan tempo pelan. Desahan pun terdengar dan aku yang bersemangat terus menggenjot lubang kemaluan mbak Ida yang makin lama makin cepat hingga terdengar suara benturan kami ‘plookk..

plookk.. plokkk…’ dan juga desahan mbak Ida,

“Ooohhhhhh….. aaahhhhhhhhh… enakkkk Wannnn…. ooohhhh…. terussss Wann bikin mbak puas”

Sampai hampir 10 menit aku menggenjot lubang kemlauan mbak Ida, aku merasakan kalau aku akan sampai mencapai puncak. Aku coba

mengontrol permainan agar aku nggak cepat keluar. Kemudian kami berganti posisi. Aku balikkan tubuh mbak Ida dan aku meminta mbak

Ida sekarang diatasku. Aku pun terlentang dan mbak Ida pun yang sudah berpengalaman, dia langsung jongkok di atas batang kemlauanku, memegangnya dan langsung mengarahkannya ke lubang kemaluanya,kembali..

“Slhhheeebbbbbbbb…” mbak Ida berhasil memasukkan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluanya Mbak Ida bergoyang dengan binalnya, dia menaik turunkan tubuhnya dan memaju mundurkan pantatnya. Aku hanya pasarah dan menikmati agen sakong

permainan binal mbak Ida janda cantik ini hingga kurang lebih empat menit dia menggoyangku dan aku tak kuasa menahan lagi,

“Ooohhhhh…. aaakk… aakkkkuuuuu…. mauu keluaarrr mbaakkkkk” desahku.

Dan mbak Ida segera melepas batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluanya dan langsun mengulumnya dengan liarnya. Dan beberapa saat,

“Creeett… creetttt… creetttt… cretttt…” lendir kenikmatanku menyembur dengan derasnya liang bibir mbak Ida.

Aku rasa lendir kenikmatanku menyembur sangat banyak sekali, dan mbak Ida pun tidak mengeluarkan dari mulutnya tapi dihisapanya sampai habis.

Aku dan mbak Ida kemudian tergeletak lemah bersampingan dengan masih keadaan bugil. Sambil aku membelai rambut mbak Ida,

“Kamu puas Wan??” tanya mbak Ida

“Sangat puas sekali mbak, mbak hebat sekali, kapan-kapan Wawan boleh minta lagi nggak mbak?” tanyaku balik.

“Boleh kok, tapi nanti kalau mbak yang pas pengen kamu juga harus mau lho ya?” ucap mbak Ida “Iya mbak, pasti Wawan mau mbak, Wawan akan berusaha muasin mbak Ida kapan aja dan kapan pun mbak Ida mau” 

jawabku sambil mengecup kening mbak Ida.

Setelah kejadian itu kami bersitirahat sebentar sambil ngobrol sana sini dalam masih keadaan bugil. Hingga tak terasa waktu sudah

Baca Juga :  Ngentot Dengan Buk Dosen Yang Gila Seks

sore, aku dan mbak Ida ngentot sekali lagi dengan bermacam gaya sex yang di ajarkan mbak Ida. Lalu setelah selesai aku baru pulang. kejadian itu tak berlangsung sebentar karena aku dan mbak Ida akhirnya akhirnya berpacaran dan kami berdua sering melakukan fantasi seks lagi yang lebih gila dan menantang.

Makasih mbak Ida ku sayang. makasih atas pengalamannya. makasih atas kepuasannya. makasih atas semuanya mbak Ida.,,,,,

Menikmati Tubuh Kakak Ipar Yang Sangat Menggoda Nafsuku

Kakak Ipar Yang Sangat Menggoda Nafsuku   - Sebut namaku rahmad, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Jimmy dan istrinya Silvana. Aku d...