Kamis, 26 Oktober 2023

Kisah Desah Ngewe Meskipun Tanpa Status

 Kisah Desah - Dalam kehidupan Vel ada beberapa pria, tetapi hanya tiga yang membuatnya berkesan. Di antara yang tiga ini, adalah Vito, seorang pria Indonesia dengan sedikit darah Belanda di tubuhnya (ayahnya Ambon-Belanda, dan ibunya seorang Jawa).

Mereka bertemu ketika masih sama-sama kuliah di Bedford, Inggris. Pada awalnya mereka cuma berteman, dan Vel menyukai Vito yang jauh lebih easy going dibanding teman-teman Asia lainnya. Selain itu, Vito bisa bermain piano, sesuatu yang selalu menjadi kekaguman Vel.

Selama kuliah, hubungan mereka tidak pernah lebih dari teman. Baru setelah keduanya lulus, hubungan itu agak berubah. Kebetulan Vel mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan Inggris yang memiliki kantor cabang di Indonesia, dan Vito pernah pula bekerja paruh waktu di kantor yang sama.

Mereka sering bepergian berdua, dan akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama dalam 1 apartemen. Sejak itulah, hubungan seksual menjadi bagian dari persahabatan mereka. Hanya saja, persahabatan itu tak pernah berkembang lebih jauh. Keduanya tidak pernah saling mengucap cinta, dan keduanya tahu bahwa masing-masing punya orang-orang lain yang dicintai. Certia Dewasa

Vito adalah pria Asia satu-satunya yang bercinta dengan Vel, dan bagi Vel ia adalah sesuatu yang sangat istimewa. Tetapi Vel juga tahu, perbedaan budaya keluarga mereka berdua sangatlah besar untuk dijembatani dengan sesuatu yang lebih jauh dari persahabatan. Maka jadilah hubungan keduanya sebagai hubungan persahabatan dan seksual belaka.

Beberapa kali mereka pernah mencoba melihat peluang untuk meningkatkan hubungan, tetapi sekian kali pula mereka merasa tidak menemukan persamaan.

Tidak berapa lama setelah Vel mendapat kedudukan manajer dan dikirim ke Indonesia untuk mewakili perusahaannya, Vito mendapat pekerjaan di Amerika Serikat. Perasaan duka menyelimuti keduanya ketika kenyataan itu tiba. Setelah hampir dua tahun hidup bersama, sulit juga rasanya berpisah.

Walaupun tidak menangis, Vel merasa sebuah kekosongan terjadi dalam hidupnya ketika mereka berpisah di Heathrow Airport di London. Mereka berjanji akan terus berhubungan, karena toh Vito masih memiliki orang tua di Jakarta dan sesekali akan datang menjenguk Vel.

Ketika pesawat British Airways yang membawanya ke Indonesia sudah berada 10.000 kaki di atas permukaan bumi, Vel menghela nafas panjang, dan tiba-tiba menyadari bahwa kedua matanya ternyata agak basah oleh air mata.

Begitulah akhirnya Vel dan Vito dipisahkan oleh Lautan Pasifik. Kantor Vito ada di Boston, dan Vel di Jakarta. Tetapi untunglah ada e-mail yang bisa menjadi media bertukar berita di antara mereka. Dan setelah dua bulan, keduanya menjadi sama-sama sibuk dan perlahan-lahan semakin jarang bertukar berita. Pada bulan keenam di Indonesia, Vel sudah hampir tak pernah mengirim dan menerima e-mail dari Vito, dan kesibukan membuatnya tidak terlalu merasa kehilangan.

Sampai suatu hari, di bulan September, sembilan bulan setelah mereka berpisah, Vel mendapat sepotong berita pendek dari Vito ..will visit my old folks in this Thursday, see you there.. Vel terpana memandang layar PC-nya, seperti tak percaya bahwa ternyata ia akan segera bertemu Vito lagi. Dari tak percaya, perasaannya segera berubah gembira, dan ia mengangkat kedua tangan sambil berteriak, “Yess!”, membuat sekretarisnya terkejut.

“I’m okay, Evi..” ucap Vel sambil tertawa kecil melihat sekretarisnya melongo, “I’m more than okay, actually..”

“Shall I write it down?” jawab Evi menggoda, karena ia memang sedang bersiap menerima dikte dari boss wanitanya ini. Vel pun tambah keras terbahak.

Vito tiba malam hari dan langsung menuju rumah orang tuanya. Dari sana ia menelpon Vel, dan membuat janji untuk bertemu Sabtu siang ini. Dengan kaos t-shirt merah tua yang ketat dan rok jean Levi’s, Vel datang ke rumah orang tua Vito untuk menjemputnya. Kedua orang tua Vito telah mengenal Vel dengan baik, dan keduanya memaksa Vel untuk makan siang, yang tentunya tak bisa ditolak. DomioQQ

Sebetulnya, makan siang itu enak sekali: ayam panggang bumbu rujak, gado-gado dan udang goreng kering. Tetapi Vel dan Vito merasa tidak lapar. Sejak bertemu, yang ada di dalam diri mereka cuma gejolak rindu bercampur birahi. Bagi Vel, inilah pertama kali di Indonesia ia merasakan gejolak seperti itu.

Ia begitu ingin segera memeluk Vito yang kini tampak lebih putih dengan rambut dicukur rapi. Ia ingin segera bercumbu dengan pria yang ia tahu sangat hangat di ranjang ini. Tetapi, di depan kedua orang tuanya dan dua adik perempuannya, Vel menjaga diri sekuat hati. Untunglah Vito membantunya dengan juga bersikap menahan diri. Kalau tidak ada keluarga Vito, mereka pasti sudah bergumul dan bercumbu saat itu juga.

Setelah tiga jam yang sangat menyiksa Vel dan Vito, setelah minum kopi yang disediakan ibu, barulah mereka berdua bisa keluar rumah. Mereka bilang ingin jalan-jalan berdua, dan kedua orang tua Vito mengangguk mahfum, tanpa banyak tanya lagi. Maka setelah berbasa-basi mengucapkan permisi, keduanya pun melesat menuju apartemen Vel di bilangan Kebayoran Baru. Vito yang memegang setir, dan Vel duduk rapat-rapat.

Baca Juga : Nikmatnya Memek Sempit Pembantu Ku

Sepanjang jalan, Vel meremas-remas paha Vito, menggeser-geserkan payudaranya yang sintal ke lengan Vito, membuat Vito was-was takut menabrak mobil di depannya. Vel sudah sangat bergairah ingin bercumbu, dan badannya terasa hangat seperti bara yang siap berkobar menjadi api. Untunglah jalan-jalan tidak terlalu ramai di Sabtu sore ini, sehingga akhirnya mereka tiba di apartemen Vel sebelum matahari terbuka. Cepat-cepat mereka keluar dari mobil dan bagai dua remaja berlarian menuju lobby.

Sesampai di kamar apartemennya, Vel terburu-buru ke kamar mandi. Cepat-cepat diloloskannya celana dalam yang sudah agak basah di bagian bawahnya. Lalu ia masuk ke bath-tub dan mengambil sabun wangi. Diusapnya seluruh kewanitaanya dengan busa-busa sabun, lalu dibasuhnya dengan air hangat. Ia ingin agar kewanitaannya harum menggairahkan malam ini, karena ia tahu Vito akan memberikan sesuatu yang selama ini menjadi favorit Vel: lidahnya yang panas dan cekatan!

Keluar dari kamar mandi, Vel melihat Vito sudah ada di kamar tidur, membuka kaos dan jeans-nya, sehingga hanya bercelana dalam. Dengan mata bergairah, dipandangnya tubuh yang kokoh dan atletis itu. Vel sangat mengagumi tubuh Vito yang coklat kehitaman, tidak seperti tubuhnya yang baginya terlalu putih. Sebuah denyut birahi terasa di kewanitaannya setiap kali Vel memandang tubuh lelaki itu. Cepat-cepat dibukanya t-shirt, beha dan roknya, lalu ia segera menyusul Vito ke kamar tidur.

Sejak dari rumah Vito tadi, Vel sudah dilanda birahi. Ia ingin segera bermain cinta dengan lelaki menggairahkan ini. Terakhir kalinya ia bertemu Vito hampir setahun lalu, itu pun dalam sebuah permainan cinta yang terburu-buru, karena mereka sedang sama-sama sibuk. Kejadiannya juga di sebuah motel kecil di Bedford, sesaat sebelum Vel berangkat ke Indonesia dan Vito bertugas ke Amerika Serikat.

Tanpa basa-basi, Vito mendorong tubuh Vel ke kasur, menyebabkan gadis pirang yang seksi ini terjerembab di kasur empuk. Keduanya sudah seperti diburu-buru oleh nafsu yang bergejolak tak tertahankan. Vito menerkam tubuh putih mulus yang sintal dan padat itu dengan penuh gairah. Vel menjerit manja menyambutnya. Mereka berguling-gulingan saling berciuman, saling meremas, saling menindih. Sprei dan bantal segera berantakan dibuatnnya.

Vito segera mengambil inisiatif kala tubuh mereka sudah terasa panas bergejolak. Didorongnya Vel dengan lembut agar tidur menelentang. Setengah dari badannya terletak di luar ranjang, sehingga kedua kakinya yang indah menggantung di pinggir ranjang. Lalu Vito berjongkok di antara kedua kaki Vel, dan Vel dengan tegang menunggu layanan istimewa kekasihnya.

Inilah permainan pembukaan yang selalu dinantinya dengan penuh antisipasi. Belum apa-apa, Vel sudah bergidik menahan geli yang akan segera datang. Vito pun menciumi paha yang mulus ditumbuhi bulu-bulu halus itu, membuat Vel mengerang pelan. Apalagi kemudian Vito mulai menjilati pahanya, menelusuri bagian bawah lututnya. Vel menggelinjang kegelian. Cerita Mesum

Vel merasa pahanya bergetar lembut ketika lidah Vito mulai menjalar mendekati selangkangnya. Panas dan basah rasanya lidah itu, meninggalkan jejak sensasi sepanjang perjalanannya. Vel menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah itu sampai di pinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal.

Ujung lidah Vito menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah segalanya yang memang telah basah itu. Terengah-engah, Vel mencengkeram rambut Vito dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksa pria itu segera menjilatnya di daerah yang paling sensitif.

Dengan satu tangan lainnya, Vel menguak lebar bibir-bibir basah di bawah itu, memperlihatkan liang kemerahan yang berdenyut-denyut, dan sebuah tonjolan kecil di bagian atas yang telah mengeras.

Lidah Vito menuju ke sana, perlahan sekali. Vel mengerang, “Come on.. come on..”, bisiknya gelisah. Rasanya lama sekali, membuat Vel bagai layang-layang yang sedang diulur pada saat seharusnya ditarik. Vel mati angin. Tak berdaya, tetapi sekaligus menikmati ketidakberdayaan itu.

Vito akhirnya menjilat bagian kecil yang menonjol itu, menekan-nekan dengan ujung lidahnya, memutar-mutar sambil menggelincirkannya. Vel menjerit tertahan, kedua tangannya melayang lalu jatuh mencengkram sprei. Geli sekali rasanya, ia sampai menggeliat mengangkat pantatnya, menyorongkan lebih banyak lagi kewanitaannya ke mulut Vito. Serasa seluruh tubuhnya berubah menjadi cair, menggelegak bagai lahar panas.

Vito kini menghisap-hisap tonjolan yang seperti sedang lari bersembunyi di balik bungkus kulit kenyal yang membasah itu. Tubuh Vel berguncang di setiap hisapan, sementara mulutnya tak berhenti mengerang. Terlebih-lebih ketika satu jari Vito menerobos liang kewanitaannya, lalu mengurut-urut dinding atasnya, mengirimkan jutaan rasa geli bercampur nikmat ke seluruh tubuh Vel. Kedua kakinya yang indah terbuka lebar, terkuak sejauh-jauh mungkin, karena Vel ingin Vito menjelajahi semua bagian kewanitaannya. Semuanya!

Maka Vito pun melakukannya. Ia tidak hanya menjilat dan menghisap, tapi juga menggigit pelan, memutar-mutarkan lidahnya di dalam liang yang panas membara itu, mendenguskan nafas hangat ke dalamnya, membuat Vel berguncang-guncang merasakan nikmat yang sangat.

Dua jari Vito kini bermain-main di sana, keluar-masuk dengan bergairah, menggelitik dan menggosok-gosok, menekan-nekan dan mengurut. Cairan-cairan hangat memenuhi seluruh kewanitaan Vel, mulai membasahi bibir dan dagu Vito.

Jari-jari yang keluar-masuk itu pun telah basah, menimbulkan suara berkecipak yang seksi. Vel menggelinjang tak tahan lagi, merasakan puncak birahi melanda dirinya. Matanya terpejam menikmati sensasi yang meletup-letup di sela-sela pahanya, di pinggulnya, di perutnya, di dadanya, di kepalanya, di mana-mana!

Vito merasakan kewanitaan Vel berdenyut liar, bagai memiliki kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan rambut-rambut pirang di sekitarnya, dan dengan tubuhnya yang putih seperti pualam. Dari jarak yang sangat dekat, Vito dapat melihat betapa liang kewanitaan Vel membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Vel telah pindah ke bawah. Cerita Panas

Vito juga bisa melihat betapa otot-otot di pangkal paha Vel menegang seperti sedang menahan sakit. Kedua kakinya terentang dan sejenak kaku sebelum akhirnya melonjak-lonjak tak terkendali. Vito terpaksa harus memakai seluruh bahu bagian atasnya untuk menekan tubuh Vel agar tak tergelincir jatuh. Begitu hebat puncak birahi melanda Vel, sampai dua menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya terengah-engah.

Vito bangkit setelah Vel terlihat agak tenang. Berdiri, ia melepas celana dalamnya. Kelaki-lakiannya segera terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. Vel masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan pemandangan sangat seksi di atas hamparan sprei satin mewah berwarna biru muda.

Tangan Vel mencengkram sprei bagai menahan sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak menampakkan leher yang mulus menggairahkan, rambut pirangnya terurai bagai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Vito menempatkan dirinya di antara kaki Vel, lalu mengangkat kedua paha Vel, membuat kewanitaannya semakin terbuka.

Vel tersadar dari buaian orgasmenya, dengan segera menuntun kejantanan Vito memasuki gerbang kewanitaannya. Tak sabar, ia menjepit pinggang Vito dengan kedua kakinya, membuat pria itu terhuyung ke depan, dan dengan cepat kelaki-lakiannya yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Vel.

Bagi Vito, rasanya seperti memasuki cengkraman licin yang panas berdenyut. Bagi Vel, rasanya seperti diterjang batang membara yang membawa geli-gatal ke seluruh dinding kewanitaannya. Belum apa-apa, Vel sudah terlanda gelombang puncak birahinya yang kedua. Begitu cepat!

Vito pun segera melakukan tugasnya dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya dengan cepat. Gerakannya ganas, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh putih Vel yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, kejantanan Vito menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Vel menjerit-jerit nikmat, menyuruh Vito lebih keras lagi bergerak, mengangkat seluruh tubuh bagian bawahnya, sehingga hanya bahu dan kepalanya yang ada di atas kasur.

Vito mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenuhi permintaan Vel. Otot-otot bahu dan lengannya kelihatan menegang dan berkilat-kilat karena keringat. Pinggangnya bergerak cepat dan kuat bagai piston mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya membentur tubuh Vel, ramai sekali di sela-sela derit ranjang yang bergoyang sangat keras.

Vel tak lagi sadar sedang berada di mana. Ia berteriak bagai kesetanan merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhnya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-otot menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan kenikmatan yang tak terlukiskan. Setiap kali kejantangan Vito menerobos masuk, ia merasa bagai tersiram berliter-liter air hangat yang memijati seluruh tubuhnya.

Setiap kali Vito menariknya keluar, Vel merasa bagai terhisap pusaran air yang membawanya ke sebuah alam penuh kenikmatan belaka. Dengan mata terus terpejam, Vel menjeritkan penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi yang tak terperi. Vito merasakan kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya.

Ia pun tak tertahankan lagi, memuncratkan seluruh penantian panjangnya, memuntahkan seluruh rasa terpendamnya, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan Vel yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Vel mengerang merasakan siraman birahi panas yang seperti hendak menerobos setiap pori-pori di tubuhnya.

Vel mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur. Vito menyusul roboh menimpa tubuh putih yang licin oleh keringat itu. Nafas mereka berdua tersengal-sengal bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang.

“Oh, kamu ganas sekali, Vito. Betul-betul ganas..” kata Vel akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.

Vito cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Vel yang besar dan lembut itu.

Setelah beberapa saat, Vel bertanya, “Berapa lama kamu di sini, Vito?”

“Aku harus berangkat kembali Senin pagi”, jawab Vito diwarnai keengganan. Vel terdiam.

Singkat sekali pertemuan ini, pikirnya. Sambil memeluk Vito, ia menggumam,

“Kalau begitu kamu harus menginap di sini.”

“Bagaimana kalau aku tidak mau..” jawab Vito menggoda.

“Kalau begitu, aku yang menginap di rumah orang tuamu..” sahut Vel cepat-cepat.

Vito tertawa,

“Kalau begitu, sebaiknya aku menginap di sini!”

Dengan gemas Vel berguling menindih tubuh Vito, menggigit bahunya cukup keras sehingga Vito tersentak dan membalasnya dengan menggulingkan kembali tubuh Vel. Mereka berdua tertawa-tawa seperti anak-anak bermain gulat. Cairan-cairan cinta mereka berjatuhan menimpa sprei, melekat di tubuh mereka berdua, sebuah perpaduan tubuh putih mulus dan tubuh coklat.

Baca Juga : Bercinta Dengan Cewek Binal Di Rumah Ku

Malam itu mereka bercumbu tak henti-hentinya sampai pagi. Bagi Vel, inilah percumbuan terpanjangnya dengan Vito, dan justru terjadi saat mereka tak lagi tinggal bersama!

Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apakah kalian tertarik untuk bermain & bergabung di situs  Rajabandarq : Dominoqq dan Agen bandarq Online Terpercaya. Jika berminat anda dapat langsung bergabung dengan klik DAFTAR DI SINI

Minggu, 22 Oktober 2023

Cerita Desah Bercinta Dengan Cewek Binal Di Rumah Ku

Cerita Nyata Desahan - Perkenalkan Nama aku Rendy :Dadanya montok, sayang kakinya bisulan. Yang satu itu boleh juga, wah, celana dalamnya berwarna hitam” Andy sedang duduk di kantin kampusnya bersama teman-temannya. Biasanya Andy suka bercanda dan tertawa keras-keras bersama teman-temannya. Tapi beberapa hari ini dia kelihatan agak lain dari biasanya. Bila sedang berada di kantin sekolah, dia kelihatan asyik memandangi orang-orang yang lewat, atau lebih tepatnya cewek-cewek cantik dan seksi yang sedang lewat.

RajabandarQ: Situs Bandarq DominoQQ Poker qq Online Terpercaya

Tiba-tiba Tommy yang sedang duduk di samping Rendy menepuk bahunya sambil berkata. “Hei, ada apa denganmu? Kamu liat apa sih? Kok diam aja dari tadi.”

“Ah.. tidak..” Jawab Rendy, pandangannya tetap terarah pada cewek cakep yang sedang duduk di seberang meja. Rendy sedang mencoba untuk melihat celana dalam cewek tersebut. Tommy mencoba mengikuti pandangan Rendy, lalu dia tertawa keras-keras sambil menepuk-nepuk bahu Rendy lebih keras dari sebelumnya.

“Ada apa sih, sakit tau.” Kata Rendy dengan kesal.

“Jangan-jangan.. kamu tertarik ama si Susi yah.” Kata Tommy.

“Apa.. maksudmu.” Wajah Rendy sedikit memerah, karena ketahuan sedang memandangi Susi.

“Rendy tertarik ama Susi? Wah ini berita besar nih. Ntar kita sebarkan pada teman-teman sekelas.” Kata Iwan yang duduk berhadapan dengan Tommy.

“Hei, jangan macam-macam ya kalian. Awas kalo kalian berani bilang.” Ancam Rendy.

“Wah, mengancam nih. Ini berarti.. dia memang ada maksud sama si Susi.” Tawa Iwan.

“Ah sudahlah, bosan aku bicara sama kalian.” Kata Rendy sambil bangkit berdiri dari kursinya dan kembali ke kelasnya.

“Udah bosan sama kita katanya.” Ledek Tommy. “Sekarang dia udah mau sama si Susi.”

Teman-teman lain yang juga duduk satu meja dengan Rendy tertawa terbahak-bahak. Saat ini Rendy sedang memasuki tahun kedua pada kuliahnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini, gairah sex Rendy menjadi lebih tinggi dari biasanya. Setiap kali melihat cewek seksi yang pakai rok mini lewat, dia suka berangan-angan sedang bercumbu dengan cewek tersebut, melepaskan BH dan celana dalamnya perlahan-lahan, kemudian meremas-remas kedua dadanya, lalu mengelu-elus vagina-nya yang lembut..

“Aku pulang.” Kata Rendy. Cerita Dewasa

Seperti biasanya, setelah melemparkan tasnya ke dalam kamarnya, dia langsung menuju dapur untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi, alangkah terkejutnya dia, saat dia sampai di dapur, dia melihat seorang cewek berambut panjang yang tidak dikenalnya sedang memasak indomie. Rendy spontan berkata dengan agak kasar. “Siapa kamu!”

Cewek itu membalikkan tubuhnya, dan terlihatlah dua buah dada yang besar dan montok, pinggul yang ramping serta sepasang kaki yang halus. Rendy terkesima sejenak, apalagi cewek itu sedang mengenakan celana pendek serta T-shirt berwarna putih yang tidak menutupi bagian pusarnya. “Er.. saya.. saya mahasiswa baru yang akan menginap disini.” Jawab cewek itu, wajahnya yang cantik dan polos kelihatan cemas dan khawatir, karena dia takut dia akan disangka maling.

“Oh iya.” Kata Rendy. Dia baru teringat akan perkataan orang tuanya, bahwa ruang kosong yang ada di lantai satu akan disewakan kepada dua orang mahasiswa tahun pertama.

“Tapi.. bukankah ada dua orang? Yang satu lagi ada dimana?” Tanya Rendy.

“Er.. teman saya besok baru bisa datang.” Jawab gadis itu.

“Oh, begitu ya, em.. nama saya Rendy. 

Barusan sori yah, soalnya saya lupa.” Kata Rendy dengan wajah yang agak memerah, soalnya barusan dia telah membentaknya dengan keras.

“Oh, tidak apa-apa. Nama saya Elsa.” Kata gadis itu.

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Rendy sedang duduk di lantai kamarnya, nafasnya terengah-engah, tangan kirinya sedang membalik-balik halaman majalah Playboy yang dia pinjam dari temannya, sementara tangan kanannya sedang mengocok-mengocok penisnya dengan cepat.

Tidak lama kemudian, saat dia merasa akan orgasme, dia cepat-cepat mengambil kantong plastik yang sudah disediakan disampingnya, lalu disemprotkan spermanya ke dalam kantong plastik tersebut.

Untuk beberapa saat, Rendy duduk termenung di lantai kamarnya, sambil membayangkan tubuh Elsa yang seksi. Malam rguling di tempat tidurnya selama setengah jam, akhirnya dia memutuskan untuk turun ke dapur untuk mencari makanan. Orang tua Rendy sedang bepergian keluar kota bersama kedua adiknya yang kebetulan sedang liburan. Mereka baru pulang pada keesokan harinya, jadi rumah Rendy menjadi lebih sepi dari biasanya. Malam itu rumah Rendy hanya dihuni oleh 4 orang, yaitu: Rendy, tantenya, seorang pembantu rumah tangga, dan mahasiswi yang baru masuk itu. Kamar Rendy terletak di lantai dua, sementara kamar tantenya, dan kamar si pembantu rumah tangga terletak di lantai tiga.

Saat Rendy tiba di lantai satu dan hendak menuju ke dapur, dia melihat Elsa baru saja keluar dari toilet sambil mengenakan piyama yang sedikit tembus pandang. Elsa melihat ke arah Rendy dan tersenyum, kemudian dia langsung menuju ke kamarnya yang terletak di lantai satu.

Jam dinding yang tergantung di dapur menunjukkan pukul 12.30 malam. Rendy sudah menghabiskan semangkuk indomie, dan sekarang sedang duduk melamun di dapur. Dia tidak bisa melupakan lekuk tubuh Elsa yang seksi itu. Semakin dipikir, Rendy semakin bernafsu, dan akhirnya, setelah duduk melamun di dapur selama sepuluh menit, Rendy memutuskan untuk memasuki kamar Elsa dan melihat tubuhnya secara langsung.

Mula-mula Rendy kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci kamar Elsa yang dititipkan ibunya kepadanya. Ibu Rendy takut kalau-kalau mahasiswi yang baru masuk itu akan melakukan perbuatan terlarang di kamar tersebut, sehingga dia menitipkan kunci cadangan kepada Rendy.

Rendy lalu turun lagi ke dapur dan mematikan lampu dapur, sehingga sekarang suasananya menjadi gelap gulita. Setelah itu Rendy langsung menuju ke kamar Elsa. Saat Rendy memasukkan kunci tersebut dan memutarnya, terdengar bunyi “Klik!” yang lumayan keras, karena waktu itu sudah larut malam, sehingga bunyi yang kecil pun terdengar cukup jelas. DominoQQ

Rendy menunggu sejenak karena takut kalau-kalau Elsa terbangun. Setelah memastikan bahwa Elsa masih tertidur lelap, dia lalu memasuki kamar Elsa, menutup pintu tersebut dengan perlahan-lahan, dan mengunci pintu tersebut, untuk berjaga-jaga.

Rendy lalu bergerak ke tempat tidur Elsa. Elsa tidak menutup tirai jendela kamarnya, sehingga cahaya bulan yang berasal dari luar adalah satu-satunya penerangan di kamar itu, tapi cukup bagi Rendy untuk melihat sekeliling ruangan.

Saat itu Elsa sedang tidur menghadap ke samping sambil memeluk gulingnya. Rendy lalu berdiri di samping tempat tidur Elsa sambil menatap posisi tidurnya. Saat Rendy melihat wajah Elsa yang polos dan lembut, untuk sesaat gairah sexnya hilang, digantikan oleh suatu perasaan aneh yang bergejolak di hatinya.

Namun saat Rendy melihat punggung Elsa, terlihat baju piyamanya agak tersingkap ke atas, dan celana dalamnya yang berwarna cerah menyembul keluar dari celana panjangnya. Tiba-tiba saja, gairah sex Rendy muncul kembali.

Rendy lalu dengan tangan yang gemetaran mencoba memegang pantat Elsa, dan pada saat tangannya bersentuhan dengan pantat Elsa, kontan batang penis Rendy menegang.

Rendy biasanya hanya melihat cewek bugil melalui majalah atau VCD porno saja, jadi dia tidak pernah melihatnya secara langsung. Pada saat ini, seorang cewek seksi sedang terbaring di depan matanya, tentu saja gairah sex-nya langsung mencapai batas maksimal.

Akhirnya Rendy tidak tahan lagi. Dia lalu memutarkan tubuh Elsa ke arahnya, melepaskan tangan Elsa dari gulingnya, lalu mengambil guling tersebut dan meletakkannya di atas lantai.

Kemudian Rendy melepaskan kancing baju Elsa satu persatu. Saat Rendy selesai membuka baju tidur Elsa, terlihatlah, BH yang berwarna putih dan bercorak bunga-bunga menutupi buah dada Elsa yang besar, pada saat ini, batang penis Rendy kontan menegang hingga batas maksimal. Saat-saat ini hampir sama seperti saat Rendy melihat gambar porno untuk pertama kalinya. Cerita Mesum

Dengan tangan yang semakin gemetaran, Rendy lalu mengelus-elus dada Elsa yang masih terbungkus BH itu dengan perlahan-lahan. Saking bergairahnya, Rendy bahkan merasakan bahwa batang penisnya ikut bergetar.

Rendy lalu menurunkan celana panjang Elsa perlahan-lahan sampai pada lututnya, dan terlihatlah celana dalam Elsa beserta pahanya yang mulus.

Tangan kanan Rendy lalu mengelus-elus paha Elsa yang lembut itu, sementara tangan kirinya meremas-remas bagian atas dada Elsa yang tidak tertutup oleh BH dengan perlahan-lahan. Setelah mengelus-elus paha dan dada Elsa selama beberapa saat, Rendy merasa bahwa dia sudah tidak tahan lagi. Ingin rasanya dia melepaskan celana dalam Elsa, dan menusukkan batang penisnya kuat-kuat ke dalamnya.

Akan tetapi, pada saat inilah Elsa terbangun dari tidurnya. Saat Elsa membuka matanya, dia sangat terkejut karena seseorang sedang berdiri di samping tempat tidurnya sambil memegangi paha dan dadanya. Kontan dia menjerit “Tolong..!”

Melihat hal ini, secara refleks Rendy langsung menutup mulut Elsa dengan tangan kanannya, dan dia juga segera tidur tertelungkup di atas tubuh Elsa supaya Elsa tidak melarikan diri. Namun Elsa juga tidak menyerah begitu saja, dia terus berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Rendy, kedua tangannya terus sembarangan pukul, dan kedua kakinya juga terus-menerus menendang.

Selama kira-kira lima menit, Elsa terus meronta dan meronta, namun biar sekuat apapun dia memukul dan menendang, dia tetap tidak dapat menyingkirkan tubuh Rendy yang sedang menekannya dengan keras. Namun pada saat sinar bulan yang melalui jendela mengenai wajah Rendy, wajah Elsa memperlihatkan ekspresi terkejut yang teramat sangat. Air mata tiba-tiba mengalir turun membasahi pipinya, dan entah kenapa, perlawanan Elsa berangsur-angsur melemah, dan pada akhirnya dia malah tidak memberikan perlawanan sama sekali, entah karena tenaganya telah terkuras habis, atau karena dia sudah pasrah akan nasibnya, atau mungkin juga karena alasan lain. Cerita Sex

Rintihan dan rontaan Elsa tadi malah membuat nafsu sex Rendy semakin meningkat, dan pada saat ini nafsu sex-nya sudah mencapai tahap klimaks. Melihat Elsa yang sudah tidak memberikan perlawanan lagi, Rendy langsung meremas-remas tubuh Elsa dengan kasar.

Mula-mula Rendy melepaskan tangan kanannya dari mulut Elsa dengan perlahan-lahan. Setelah melihat bahwa Elsa tidak berteriak lagi, dia langsung meremas-remas kedua dada Elsa yang masih terbalut BH berwarna putih itu dengan bernafsu.

Tidak lama kemudian, dia pun merobek baju piyama Elsa, dan membuangnya ke lantai. Rintihan kesakitan Elsa membuat Rendy semakin bergairah. Rendy lalu melepaskan celana panjang Elsa dan sementara kedua tangannya tetap meremas-remas dada Elsa, lidahnya menjilat-jilat vagina Elsa yang masih terbungkus oleh celana dalam itu.

Setelah selang beberapa waktu, Rendy lalu menciumi bagian dada Elsa yang tidak tertutup oleh BH, sekaligus menjilatinya. Rendy juga menciumi bagian leher dan bibir Elsa dengan paksa.

Setelah puas menciumi Elsa, Rendy lalu melepaskan BH dan celana dalam Elsa, sehingga sekarang Elsa sedang dalam keadaan telanjang bulat dan dalam posisi tidur terlentang di atas tempat tidurnya.

Melihat kedua dada Elsa yang besar dan berisi, serta vaginanya yang dipenuhi oleh bulu-bulu halus, Rendy tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Dia langsung melepaskan baju, celana, dan celana dalamnya, sehingga mereka berdua sekarang dalam keadaan telanjang bulat.

Tangan kiri Rendy lalu meraba-raba vagina Elsa, sementara tangan kanannya memutar-mutar puting susu Elsa. Perbuatan Rendy membuat tubuh Elsa sedikit bergetar karena saking gelinya. Tidak lama kemudian, Rendy merasakan vagina Elsa mulai basah dan mengeluarkan cairan.

Rendy lalu menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Elsa. Tindakan ini, membuat Elsa menjerit kesakitan, namun Rendy sudah tidak peduli lagi. Walaupun Elsa menangis terisak-isak, Rendy tetap saja mencengkram kedua dada Elsa sambil memompa vaginanya dengan keras. Rendy yang sekarang sudah kehilangan akal sehatnya dan sudah dikuasai oleh hawa nafsu. Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu menyetubuhi gadis yang sekarang sedang tidur terlentang di hadapannya.

Namun entah karena rasa takut atau malu, Elsa berusaha untuk menahan dan memperkecil suara teriakannya. Sementara itu, Rendy terus menggerakkan pantatnya naik turun sesuai irama. Rintihan kesakitan Elsa hanya membuatnya semakin bersemangat.

Walaupun penis Rendy sedang melakukan tugasnya keluar masuk vagina Elsa, tangannya juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya terus meremas-remas kedua dada Elsa dengan keras, sehingga kadang-kadang Elsa merintih. “Ahh.. sakit bang.. AHH.. jangan bang..”

Setelah memompa vagina Elsa selama kira-kira 15 menit, Rendy akhirnya menyemburkan spermanya ke dalam vagina Elsa, membuat Elsa menjerit tertahan.

Biasanya setelah ejakulasi penis Rendy akan menjadi lemas dan mengecil, dan dia juga akan terduduk lemas, akan tetapi karena ini adalah pertama kalinya Rendy melakukan sex nyata dengan seorang wanita, sehingga penisnya tetap saja menegang, dan rasanya dia masih punya kekuatan untuk melakukannya sekali lagi, atau bahkan mungkin dua kali lagi.

Namun Rendy tidak ingin terburu-buru, dia ingin menikmati malam ini hingga sepuas-puasnya. Rendy lalu memain-mainkan kedua dada dan puting susu Elsa. Mula-mula dia meremas-remas dada Elsa, seperti tukang susu yang sedang memerah susu sapi. Lalu dia memutar-mutar puting susu Elsa, dan menjilatinya serta menghisapnya.

Mulut Rendy menghisap-hisap dada sebelah kiri Elsa, sedangkan tangan kanannya meremas-remas dada Elsa yang satu lagi. Lalu tangan kirinya digunakan untuk meraba-raba paha dan vagina Elsa.

Gerakan Rendy yang makin lama makin mengganas itu membuat Elsa merintih dan meronta. “Jangan bang.. cukup bang.. ahh.. Akhh.. sakit bang..” Namun Rendy tidak peduli. Rendy dengan tubuhnya yang lumayan kekar itu tetap menekan tubuh Elsa, sehingga dia tidak bisa banyak bergerak.

Setelah menghisap puting susu Elsa selama beberapa saat, Rendy lalu menurunkan kepalanya sampai sejajar dengan vagina Elsa, dan diapun mulai menjilat-jilati vagina Elsa. Mula-mula Rendy menjilati bagian luar vagina Elsa. Kemudian secara perlahan-lahan dia pun mulai menjilati bagian dalam vagina Elsa, sambil sesekali menusuk-nusukkan lidahnya kedalam vagina tersebut.

Gerakan lidah Rendy yang semakin mengganas itu membuat Elsa merintih dan mengerang. “Ah.. geli bang.. Ahh.. Ahh.. AHH.. jangan.. bang..”

Setelah puas menjilati vagina Elsa, Rendy lalu mengangkat kedua kaki Elsa dan meletakannya di atas kedua pundaknya. Rendy lalu kembali menusukkan penisnya ke dalam vagina Elsa dan menekan kedua paha Elsa hingga menyentuh kedua dadanya sendiri, lalu Rendypun mulai memompa vagina Elsa lagi.


Melihat hal ini, Elsa berusaha untuk menolak tubuh Rendy. Namun tenaganya saat ini sudah terkuras habis, sehingga dia hanya pasrah saja, sambil sesekali merintih dan mengerang.

Mula-mula pantat Rendy bergerak maju mundur dengan perlahan, dan gerakannya sedikit demi sedikit dipercepat. Namun sesudah lebih dari 10 menit, pantatnya digerak-gerakkan dengan cepat dan kasar, sehingga suara rintihan Elsa terdengar semakin keras dan terputus-putus.

Tidak lama kemudian, Rendy pun menembakkan spermanya ke dalam vagina Elsa untuk yang kedua kalinya.

Walaupun sudah berejakulasi untuk yang kedua kalinya, namun nafsu sex Rendy tetap saja tinggi. Dia lalu mengganti posisi Elsa dan mulai memompa vaginanya lagi, sambil meremas-remas kedua dadanya.

Kali ini Elsa tidak merintih dan meronta lagi, badannya tergeletak lemas di atas ranjang. Dia merasakan dada dan vaginanya sudah mati rasa. Matanya menatap ke atas rembulan yang sedang menggantung di langit malam. Pandangannya menerawang jauh.. Cerita Panas

Keesokan harinya, kedua orang tua Rendy beserta adik-adiknya akhirnya pulang dari rekreasi. Teman Elsa yang satu lagi juga telah tiba di rumah Rendy.

Namun Elsa sepertinya tidak mengatakan hal tersebut kepada siapa-siapa, termasuk teman sekamarnya, soalnya semua orang melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasanya, dan setiap kali Rendy berpapasan dengan Lidya, teman sekamar Elsa, Lidya selalu tersenyum kepadanya, seakan-akan antara Rendy dan Elsa tidak pernah terjadi apa-apa.

Satu hal yang berubah adalah, Elsa selalu berusaha untuk menghindari Rendy, sama halnya dengan Rendy, setiap kali melihat Elsa, dia juga selalu berusaha untuk menghindar.

Lima hari kemudian, Elsa tiba-tiba mengatakan bahwa dia hendak pindah ke tempat lain. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang. Sewaktu ditanya alasannya, dia hanya berkata bahwa tempat kosnya yang baru lebih dekat dengan kampusnya, dan Lidya juga ikut pindah bersamanya.

Setelah Elsa pindah keluar, Rendy masuk ke kamar itu lagi. Dia melihat-melihat ruangan itu sejenak, kemudian saat dia hendak melangkah keluar, dia melihat keranjang sampah kecil yang terletak di sudut ruangan hanya terdapat tiga gumpalan kertas. Karena penasaran, Rendy lalu mengambil tiga kertas tersebut, dan diluruskannya kertas-kertas itu.

Kertas yang pertama hanya berisi coret-coretan yang tidak penting. Sedangkan kertas yang kedua dan ketiga merupakan sobekan dari sebuah diari. Kertas yang kedua hanya berisi tentang perjalanan Elsa dari rumahnya sampai ke rumah Rendy. Sedangkan saat Rendy selesai membaca kertas yang terakhir, tanpa disadarinya, air matanya mengalir turun membasahi pipinya. Hatinya serasa bagaikan disayat sembilu.

Isi kertas yang terakhir adalah sebagai berikut: “lalu saat saya sedang memasak indomie di dapur, tiba-tiba seorang cowok membentakku. Saya sangat terkejut. Tapi setelah kami berbincang-bincang, rupanya dia adalah anak pemilik rumah ini, namanya Rendy. Menurutku orangnya lumayan cakep, dan entah kenapa, sewaktu saya berbincang-bincang dengannya, rasanya ada sebuah perasaan aneh muncul di hatiku. Siang itu tidak ada hal yang istimewa, dan malamnya saya makan malam bersama Rendy dan tantenya.

Setelah makan malam saya langsung kembali ke kamar dan membaca buku sampai lupa waktu. Malam ini haid saya datang lagi, sungguh membuatku kesal. Akan tetapi, mungkin saya juga harus berterima kasih kepadanya, karena saat saya keluar dari toilet, saya berpapasan dengan Rendy. Saya hanya tersenyum kepadanya karena badan saya sudah lemas gara-gara haid, padahal sebenarnya saya ingin berbincang-bincang banyak dengannya.

Baca Juga : Cerita Desah Ibu Guru Sange Merebut Perjakaku

Kenapa ya setiap kali bertemu dengan Rendy, jantungku selalu berdebar keras? Apakah mungkin, saya jatuh cinta kepadanya? Wah, jadi malu nih. Baiklah, besok saya pasti akan mengajaknya ngobrol. Semoga besok cepat datang.”

Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apakah kalian tertarik untuk bermain & bergabung di situs  Rajabandarq : Dominoqq dan Agen bandarq Online Terpercaya. Jika berminat anda dapat langsung bergabung dengan klik DAFTAR DI SINI

Jumat, 20 Oktober 2023

Cerita Desah Ibu Guru Sange Merebut Perjakaku

 Cerita Desah - Waktu itu aku masih kelas satu, di salah satu SMA Swasta di Jakarta. Aku termasuk salah satu siswa dengan segudang kegiatan. Dari mulai aktif di OSIS, musik, olah raga, sampai aktif dalam hal berganti-ganti pacar.


Tapi satu hal yang belum pernah kulakukan saat itu hubungan kelamin Sering kali aku berkhayal sedang berhubungan badan dengan salah satu wanita yang pernah menjadi pacarku. Tapi aku tidak punya keberanian untuk meminta, mengajak ataupun melakukan itu.

Mungkin karena cerita sahabatku yang terpaksa menikah karena telah menghamili pacarnya dan sekarang hidupnya hancur lebur. Itu mungkin yang bikin kutakut, setengah mati. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa. Cerita Mesum

Suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Bandung yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Salah satu dari guru praktek itu bernama Nisa. Dia begitu cantik, ah bukan… bukan cantik… tapi dia sempurna. Peduli setan dengan matematika yang diajarkannya, aku hanya ingin menikmati wajahnya, memeluk tubuhnya yang tinggi semampai, mengecup bibirnya, dan… aku pun berkhayal sangat jauh, tapi semua itu tidak mungkin. Dengan pacarku yang seumur denganku saja, aku tidak berani, apalagi dengan Bu Guru Nisa.

Singkat cerita, aku melaju dengan motorku. Hari sudah sore aku harus cepat sampai di rumah. Dalam perjalanan kulihat Ibu Nisa. Aku memberanikan diri menghampirinya. Setelah sedikit berbasa-basi dia bercerita bahwa dirinya baru saja pindah kost dan tempat kost yang sekarang letaknya tepat di tengah-tengah antara sekolahku dengan rumahku.

Sehingga setiap sore aku mengantarkannya ke tempat kost-nya. Kejadian itu berlangsung setiap hari selama satu minggu lebih. Kami berdua mulai akrab, bahkan nantinya terlalu akrab.

Seperti biasanya, aku mengantarkan Ibu Nisa pulang ke kost-nya. Anehnya saat itu, dia tidak ingin langsung pulang tapi mengajakku jalan-jalan di pertokoan di daerah Alun-Alun Bandung. Setelah puas kami pun pulang menuju ke kost Ibu Nisa. Dan ketika kupamit Ibu Nisa memegang tanganku dan…

“Jangan dulu pulang, dong!” Ibu Nisa menahanku, tapi memang inilah yang selama ini kuharapkan.
“Udah malam Bu, takut entar dimarahi…” Perkataanku terhenti melihat dia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya yang kecil.
“Jangan panggil aku Ibu Nisa, coba tebak berapa umurku?” ternyata umurnya terpaut lima tahun dengan umurku yang saat itu 17 tahun.

“Panggil aku Nisa.” Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Sini yuk, aku punya baju baru yang akan aku pamerkan kepadamu.”
Ditariknya tanganku menuju kamarnya, jantungku mulai berdetak kencang.

Sesampainya di kamar, dia menyuruhku duduk di depan televisi yang memperlihatkan pahlawan kesayanganku, McGyver. Nisa kemudian menghampiri lemari pakaian di samping televisi.

“Aku punya tiga buah baju baru, coba kamu nilai mana yang paling bagus.”

Kujawab dengan singkat, “OK!” lalu kembali aku menonton McGyver kesayanganku. Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam jantungku berdebar keras. Nisa hanya menyisakan BH berwarna hitam dan celana dalam hitam. Dia melakukan gerakan seolah sedang mencari pakaian di tumpukan bajunya yang tersusun rapih di dalam lemari. DominoQQ

“Aku tidak bisa menemukan baju baruku, kemana ya?” Aku hanya terdiam pura-pura menonton TV, tapi pikiranku tertuju kepada belahan pantat yang hanya tertutup kain tipis. Sesekali dia membalikkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat dua buah benda yang menggunung di balik BH-nya. Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan.

“Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam.
“Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam.
“Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam.
“Hey, ngomong dong.” Aku tetap terdiam

Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Dia melumat bibirku, sedikit buas tapi mesra. Aku mulai memberanikan diri untuk membalasnya. Kugerakkan bibirku dan kulumat kembali bibirnya. Tak lama kemudian, telapak tangan lisa yang hangat meraih pergelangan tanganku.

Dibawanya tanganku ke arah buah dadanya. Jantungku saat itu sangat tidak karuan. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Lidah kami pun mulai bermain.

Tiba-tiba dia mendorongku, terus mendorongku sehingga aku telentang di atas karpet kamarnya. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Nisa membuka baju tidurnya yang tipis. Kali ini dia tidak berhenti ketika hanya BH dan CD-nya saja yang melekat di tubuhnya, tapi BH-nya kemudian terjatuh ke karpet. Belum sempat aku bergerak, Nisa menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, buah dadanya yang sangat keras menindih dadaku.

“Kamu suka, ya?” aku mengangguk. Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran. “Ke.. ke… kenapa Lis?” kataku terbata-bata. Dia hanya tersenyum, lalu dengan santainya dia memanjat turun tubuhku. Aku hanya terdiam, aku tidak berani bergerak.

Aku bagaikan seorang prajurit yang hanya bergerak berdasarkan komando dari Nisa. Dia mulai membelai pahaku dan sedikit mempermainkan selangkanganku. Sesekali dia menciumi celana seragam abu-abuku tepat pada bagian batang kejantananku. Aku memejamkan mata, aku pasrah, “Aku… aku… ah…!”


Aku membiarkannya, ketika Nisa mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.

“Ah… crot… crot… crot…!” Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku. Aku malu, malu setengah mati.

“Tenang, itu biasa kok.”
Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul, “Ya aku berani, aku nekat!”

Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.

“Kamu mulai nakal, ya.”
“Ibu guru tidak suka.”

Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua.

Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil.

Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku. “Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya. Cerita Dewasa

Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya, “Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum. Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga.

Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Nisa mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu.

“Pelan-pelan aja tidak usah takut.” Dia berbisik dan tersenyum padaku. Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya.

“Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya. Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya.

“Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku. Selama ini Nisa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku. “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun.

Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Nisa. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.

“Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.

“Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum. Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. “Ntar dulu ya Jedig Sayang.” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya.

Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain. “Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku. Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu.

Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku. “Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur. Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu.

Terus dan terus lagi. “Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya.

Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.

Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku.

Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.
“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”

Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut.
“Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!”
“Oban sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww!”

Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh.

“Dig cepetan ya sayang…!”
“Aku capek.”

Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku.

“Ah… oh… Ufff… aaah…!”
“Crot… cret… cret…!”

Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas.

Baca Juga : Kakak Iparku Doyan Bercinta

Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Nisa… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Nisa, bidadari yang merenggut keperjakaanku. Cerita Sex

“Nisa… hey…!” Nisa menengok dan matanya melotot.
“Ups… Ibu Nisa!” Aku lupa, dia kan guruku.

“Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku. Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tulisan itu.

Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Nisa. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya.

Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Nisa Aku membiarkannya, ketika Nisa mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.


“Ah… crot… crot… crot…!” Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku. Aku malu, malu setengah mati.

“Tenang, itu biasa kok.”
Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul, “Ya aku berani, aku nekat!”

Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.

“Kamu mulai nakal, ya.”
“Ibu guru tidak suka.”

Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua.

Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil.

Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku. “Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya.

Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya, “Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum. Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga.

Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Nisa mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu.

“Pelan-pelan aja tidak usah takut.” Dia berbisik dan tersenyum padaku. Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya.

“Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya. Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya. Cerita Hot

“Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku. Selama ini Nisa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku. “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun.

Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Nisa. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.

“Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.

“Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum. Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. “Ntar dulu ya Jedig Sayang.” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya.

Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain. “Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku. Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu.

Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku. “Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur. Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu.

Terus dan terus lagi. “Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya.

Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.

Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku. BandarQ

Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.
“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”

Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut.
“Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!”
“Oban sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww!”

Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh.

“Dig cepetan ya sayang…!”
“Aku capek.”

Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku.

“Ah… oh… Ufff… aaah…!”
“Crot… cret… cret…!”

Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas.

Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Nisa… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Nisa, bidadari yang merenggut keperjakaanku.

“Nisa… hey…!” Nisa menengok dan matanya melotot.
“Ups… Ibu Nisa!” Aku lupa, dia kan guruku.

“Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku. Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tulisan itu.

Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Nisa. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya. Akhir Cerita Pun Tamat


Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apakah kalian tertarik untuk bermain & bergabung di situs  Rajabandarq : Dominoqq dan Agen bandarq Online Terpercaya. Jika berminat anda dapat langsung bergabung dengan klik DAFTAR DI SINI


Rabu, 18 Oktober 2023

Desahan Sih Tante Rina Bispak

 Kisah Desah - Namaku Johan, aku berumur 19 tahun aku baru saja tamat SMA jadi ingin mulai menjajaki Kuliah tapi sebelum itu aku sempat sudah tidak ada niat untuk kuliah karena sudah tergiur oleh kemolekan Tante Rina sih Pemuas Sexku.



Suatu hari tepatnya pada jam 9 malam, aku sedang iseng untuk mengkontak Tante Rina karena aku kangen padanya suddah sejak aku SMP, Aku Sejak dulu sudah tergoda dengan tubuh moleh Tante Rina yang selalu membuatku ngaceng dan nggak tahan buat ngecort diwajahnya saat ini lah yang tepat aku untuk memuaskan nafsuku. Cerita Mesum

“Tante Rina? Apa kabar?” Tanyaku dari telfon.

“Ini siapa? Anak Buk Yona yah?” kata tante.

“Iyah tan, Aku Johan” kataku.

“Oh,Gimana kamu sekarang? Sehat?”. kata tante

“Iyah sehat Tan, Ohiya Tante sekarang semakin semok dan montok saja yah”

“Ah kamu tau darimana? Sudah mulai nakal sekarang yah godain Tantenya”

“Hehe, Tante Ada waktu ndak malam nih? Johan pengen curhat dikit lagian kan sudah lama nggak ketemu”

“Tante free kok, Kamu datang saja keapartement tante disebelah Mall ****”

“Oke deh tan, sekitaran 20 menitan aku sampai disana, kita ketumu dilobby aja dulu”

“Okkee Sayangg cepetan yah, Tante Lagi sendirian”

“Iyah Tantee sayang”

Aku bergegas mandi dan berganti pakaian, berstel segagahnya dengan kemeja membuat bidang dadaku terbentuk sekali karena aku rajin sering GYM. Setelah 10 menitan aku hidupkan mobilku dan Otw keApart Tante Rina yang tidak terlalu jauh dari kediamanku.

Setelah aku sampai dibasemant parkiran mobil, aku naik keloby untuk menemui Tante Rina aku sangat terkejut melihat parasnya yang cantik dan tubuhnya yang bak model, Dengan hanya memakai Celana pendek ketat tipis dan baju putih ketat membuat seluruh tubuh tante ratna terceplak dan berbentuk aku saja yang melihatnya selera apalagi merasahkannya. DominoQQ

“Tante? Udah lama Nunggu? Sorry yah agak telat nih”kataku

“ Iya sayang, Nggak masalah kok yaudah yuk kekamar tante ”ketika dia bangkit lekukan pantatnya yang padat dan bulat itu terhempas kekiri dan kanan saat Tante Berjalan menambah kesan Sempurna pada dirinya.



Sesampainya didepan kamar apartement Tante Rina Ia membuka pintunya ketika aku masuk Kamarnya gelap dan hanya ada penerangan dikasur. Cerita Dewasa

“Loh tante kok gelap banget? Tante dimana? ” kataku menmanggil” dan meraba apa yang ada karena sangat gelap Tak kusangkap aku tak sengaja meraba Toket Besar milik Tante Rina. Aku ingin melepaskan tanganku tapi didalam otakku malah tidak mau karena sudah terlanjur dipagang juga lagian Tante Rina Tidak tersinggung

“Eh..h Tante? Maaf tan Johan nggak sengaja Soalnya Gelap” ucapku

“Terusin saja Sayang, Tante Nggak marah kok” ucapnya meraih tanganku kembali diatas toketnya dan meraba lagi itu membuat darahku berdesir kencang

“Enak yah sayang Toket tante? Awas Ngacengloh!” tanyanya sambil ngeledek

Setelah 2 menitan kuremas2 kedua toketnya Tante Rina hanya Mendesah menikmati remasanku semakin lama semakin kuat dan kencang

“Remas terus sayang, Kamu suka yah?”

“Iyah tan, Suka Banget malah Soalnya Kenyal dan Besar tan”

“aah..Mmmh..Sshht Eenakk Dok..Aah” dilepasnya baju dan branya dan kembali meraih tanganku untuk meremas toketnya secara langsung

Kubuka Kemaja dan celanaku dan hanya menyisakan Celana dalam, Kugendong tubuhnya keatas Kasur perlahan-lahan kulumaat bibirnya, lehernya, sampai turun ke bagian toketnya

kuhisap putingnnya kugigit dan kujilati puting susu yang merah kecoklatan yang membuatku semakin nafsu.

“Sayang kamu sudah pandai beginian yah sayang? ”katanya pelan

“Nggak juga tan, Dari dulu Johan Udah pengen banget nikmati tubuh tante. Baru ini kesampaian”

“Tante Buka Celana dalamnya yah? Tante pengen ngelihat punyanya kamu”

“Aahh…Sshshht…iyahh..aaahh” Ituloh desah tante Rina. Cerita Panas

Dihisapnya kontolku yang besar dan keras itu membuatku nggak tahan karena sedotan liar seperti dia, Kusodok maju mundur mulutnya seakan aku sedang entot dengan memeknya terus terus kudorong sampai aku berkata

“Tante enak banget hisapan kamu? Tante Jago ngelonte juga yah?”

“Ihh Apaan sih kamu, Tantekan pemuas nafsu kamu sekarang?”

kuludahin memeknya dan kumasukan perlahan Akhirnyyaa Bleeeshhh!! “Sempit juga memek kamu” kataku sambil menampar pantatnya

“Udahh sayang buruan Goyangin memek tante, Udahh gatel banget sayang” Tante Rina hanya menganguk

“ Oughhhhhh…. Iya tante sayang, aku merasakan itu, rasanya hangat sekali, dan memek tante menjepit penisku lebih kuat dari sebelumnya, Eummmm…, ” ucapku sembari terus menyodok memek Tante Winsta yang tambah becek itu.

aku mengunakan gaya Doggystyle membuat Tante Rina cepat Over ataupu muncrat membuat kontolku basah maka kupercepat goyanganku membaut Tante Rina mendesah tak keruan.

Baca Juga : Nikmatnya Memek Sempit Pembantuku

“Aahh…aaahh.. Sayangg entott aku sodok anusku sayangg aahh” desah tante

“Sayang Jepit kontolku aku mau keluarin didalam ” pintaku sembari menghentikn sodokanku sejenak.

Setelah itu aku pun muncrat dirahim Tante Rina dan Tamat.

Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apakah kalian tertarik untuk bermain & bergabung di situs  Rajabandarq : Dominoqq dan Agen bandarq Online Terpercaya. Jika berminat anda dapat langsung bergabung dengan klik DAFTAR DI SINI

Senin, 16 Oktober 2023

Nikmatnya Memek Sempit Pembantuku

 Cerita Nyata Desahan - Kenalin nama aku Asep, umurku 29 tahun, aku seorang Kepala keluarga aku mempuyai seorang istri yang cantik dan Sexy banyak sekali tetanggku yang tergila-gila dengan istriku tapi dia sedang kerja keluar negri mengurusih proyekku, sedangkan aku sedang mengurusih Pembangunan Terbesar ku di Jakarta.


Singkat cerita aku bertemu dengan Maya Seorang Janda 1 anak yang ditinggal oleh suaminya karena suaminya selingkuh.

Aku bertemu dengannya karena dia barusan pindah saja kedaerah komplekku jadi aku terkesima melihatnya dari bawah hingga keatas sungguh mulus wanita ini.

aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya langsung dan ingin mendekatinya mana tau dapat ^^ heheh.

“Selamat Siang Mbak? Baru pindahan kemari yah?”

“Iyah Mas, Kenapa yah mas?”

“Ohh tidak apa kok mbak, pantesan kayak jarang aja ngelihat mbak gelis disini.” Candaku memecahkan suasana

“Ah mas bisa aja, Ohyah mas mau mampir kerumah? itung itung silaturami aja.” Tawarnya

“Ehm gimana yah ? Ntar suami kamu marah lagi?”

“Aku sudah tidak punya suami mas, Dia udah pergi ninggalin aku sama anakku,di karenahkan dia selingkuh.

“Ohh begitu, yasuudah ntar malam aku kerumah kamu main main”

“Janjii yah mas? Aku tunggu yah byee~!”

Lalu aku pulang tidur..



tiba waktu nya sudah jam 7 aku bergegas mandi dan bersiap siap dengan pakaian Rapi dan jangan lupa dengan minya Wangi^^hehe

Ketika aku sudah sampai didepan rumah Maya Kuketok pintunya

*Tok Tok Tok Permisii*

“Kamu sudah datang yah, Selamat datang ke rumahku. Silakan masuk mas”, katanya. Cerita Mesum.


Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, Mbak Maya pun menyuruh pembantu ambil minum, pembantu rumah tangga pun datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Mas”, katanya Mbak Maya

“Sudah tidak usah Mbak, Aku juga sebentar lagi pergi”

“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

Ketika akhirnya siap mandi ia muncul, Maya membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna abu-abu dipadu celana berenda berwarna abu-abu.

Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

Ia lalu mencium pipiku. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tanganku mulai meraba tubuhnya. Aku mendapatkan Buah dadanya yang besar dan pentil sudah mengeras. Domino99

Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Maya Mendesah “Aaahh” Membuah tubuhku panas

Kontolku sudah mengacung keluar dari celanaku, Tangan lembut Maya memegang batangku yang besar dan dikocokan lembut seperti masih terkejut dengan ukuran yang tidak standart itu.

“Lumayan.. Besarnya”, kata Maua sambil mengelus lembut kemaluanku.

“Kita pindah ke dalam kamar aja yuk?”, katanya sambil menarik tanganku




Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya. Cerita Desahan


“Kok Diam? Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu.

Buah dadanya juga mengeras diiringi. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. menampakkan lubang surgawi nya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu.

Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras. Cerita Desahan

Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku.

Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima gesekan gesekan kontolku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak.



mulutnya dibungkam. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepatt Sep, Aku udah nggak tahan nih” jeritnya.

Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESSSSHH AH,AH,AH,AH!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memeknya miliknya.

Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding lubang kemaluannya menyedot batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya.

Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

“Ohhh Ohhhh Ehmmm ..”, erangnya, “Lebih keras sayang, Lebihh dalammm sayang sodoknya. Lebih keras.. Oooaah!” 

Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya. kurasahkan spermaku akan meledak didalam mekinya.

“Aku mau keluarr May”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

“Kita Bareng..ann yahh, Aku mau Kamu ngeluarinnya didalamm sayang” Pintahnya memelas

Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. kuhentakkan pantatku dan kontolku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

“Aaahh Aahhh Ohhh sayangg enakk Aaahh” Jeritannya


Sekitar sepuluh menit kami diam. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Asep kamu benar benar hebat sekali sampai aku nggak tahan”, katanya,”

“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

“Bolehh dong, serah kamu aja deh”, balasku cepat.

“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.


Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Ia lalu mengajakku mandi. Terus menerus kami melakukannya kapanpun kami mau. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu.

Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apakah kalian tertarik untuk bermain & bergabung di situs  Rajabandarq : Dominoqq dan Agen bandarq Online Terpercaya. Jika berminat anda dapat langsung bergabung dengan klik DAFTAR DI SINI


Menikmati Tubuh Kakak Ipar Yang Sangat Menggoda Nafsuku

Kakak Ipar Yang Sangat Menggoda Nafsuku   - Sebut namaku rahmad, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Jimmy dan istrinya Silvana. Aku d...